KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusa Palapa Gemilang Tbk (
NPGF) memilih untuk tidak menganggarkan belanja modal atau
capital expenditure (capex) untuk beberapa tahun ke depan. Ini dilakukan karena NPGF akan lebih fokus kepada upaya peningkatan utilitas yang ditargetkan perusahaan pada tahun 2022. Direktur Nusa Palapa, Imam Subakti mengungkapkan, hingga saat ini tingkat utilitas mesin perusahaan baru sekitar 40% dari kapasitas terpasang. Maka dari itu, NPGF menargetkan tingkat utilitas produksi mereka menjadi sebesar 50% tahun ini. Salah satu upaya yang ditempuh NPGF untuk memaksimalkan utilisasi produksi tahun ini, yakni dengan meningkatkan modal kerja yang bisa diperoleh lewat pinjaman non bank.
"Kemampuan untuk melakukan pengadaan bahan baku dalam jumlah besar dengan kontrak untuk 12 bulan ke depan akan sangat berkontribusi di dalam peningkatan omzet dan peningkatan margin laba kami," kata dia kepada Kontan.co.id, kemarin.
Baca Juga: Harga Bahan Baku Naik, Permintaan Pupuk NPK Nusa Palapa Gemilang (NPGF) Tetap Tinggi Perusahaan pun optimistis dengan prospek bisnis pupuk NPK di tahun ini. Imam menilai bahwa kenaikan harga
crude palm oil (CPO) sejak tahun lalu, turut membuat permintaan pupuk pun ikut melonjak.
"Untuk tahun 2022 kami menargetkan penjualan di angka 100,000 ton dengan nilai sebesar Rp 680 miliar," tuturnya. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan NPGF tercatat meningkat 5,16% yoy, dari semula Rp 335,06 miliar pada tahun 2020, tumbuh menjadi Rp 352,35 miliar per Desember 2021. Dari sisi
bottom line, laba neto tahun berjalan NPGF adalah sebesar Rp 4,51 miliar, atau menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 5,35 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari