KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Nusantara Infrastructure Tbk (
META) memproyeksikan pertumbuhan pendapatan pada tahun 2023 mencapai 11%-12%. Proyeksi tersebut sejalan dengan target tahun 2023 yang membidik kenaikan pendapatan 10% secara tahunan (yoy).
“Pendapatan tren mungkin masih sama, karena kami ada penyesuaian tarif juga di salah satu jalan tol di bulan September lalu. Kira-kira (pendapatan) masih tumbuh
antara 11%-12% untuk tahun ini,” ujar Direktur Nusantara Infrastructure Danni Hasan, dalam Paparan Publik Insidentil, pada Selasa (10/10).
META tercatat membukukan pendapatan Rp 444,09 miliar pada semester I-2023. Angka ini bertumbuh sekitar 8,90% secara tahunan atau
year on year (yoy) dari semula Rp 397,39 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Intip Update Pengembangan Proyek Nusantara Infrastructure (META) Pencapaian META selama paruh pertama 2022, didukung oleh kinerja operasional perseroan yang diklaim
terus mencatatkan perbaikan performa. Seperti untuk bisnis jalan tol misalnya, berhasil mencatatkan kenaikan
average daily traffic (ADT) sebesar 11,54% menjadi 198.20 ribu kendaraan per hari.
Kemudian untuk bisnis pembangkit energi terbarukan,
average hourly megawatt (AHMW) mengalami peningkatan 23,56% menjadi 22,76 megawatt dari semula 18,42 megawatt di periode yang sama tahun lalu.
Pada saat yang sama, META mencatatkan sedikit penurunan pada operasional penyediaan air bersih. Di mana, jumlah produksi air menurun 3,12% menjadi 23,43 juta liter per hari.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Nusantara Infrastructure Ridwan Irawan mengatakan, untuk memaksimalkan kinerja di tahun ini, META masih akan fokus pada tiga lini bisnis utama mereka, yakni jalan tol, penyediaan air bersih, dan pembangkit energi terbarukan.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Saham KRAS, META, dan KIJA untuk Selasa (26/9) META, secara aktif terus menjajaki berbagai peluang-peluang usaha, termasuk di bisnis energi terbarukan, seperti pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), maupun pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm).
Editor: Noverius Laoli