KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) menargetkan pendapatan di tahun 2023 bisa naik 10% dari tahun 2022. Sebagai informasi, META mencatatkan pendapatan dan penjualan usaha (tidak termasuk pendapatan konstruksi) sebesar Rp 838,4 miliar di tahun 2022. Angka itu naik sebesar 24,2% jika dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp 675,1 miliar. META juga membukukan laba usaha Rp 278,2 miliar di 2022 atau naik 84,5% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp 150,8 miliar.
Head of Corporate Communication & CSR META Indah D. P. Pertiwi mengatakan, walaupun target pendapatan hanya naik 10%, tetapi META mengestimasi dapat memperoleh pertumbuhan laba bersih di atas 25%. “Hal ini dikarenakan kontribusi dari entitas asosiasi (Tol MBZ dan Tol JLB) yang diproyeksikan tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (18/6).
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Emiten-Emiten Jalan Tol, Mana yang Layak Koleksi? Menurut Indah, prospek di sektor jalan tol masih prospektif mengingat masih banyak target yang harus dikejar dalam RPJMN 2014-2024. “Peluang untuk unsolicited project tidak dibatasi selama memenuhi regulasi terkait,” tuturnya. Pada mudik Lebaran 2023, META mencatatkan peningkatan volume kendaraan yang melintas, tetapi pendapatannya tidak meningkat. Sebab, jalan tol yang mereka operasikan pada umumnya merupakan tipe urban toll road. “Alhasil, kami pun membukukan volume lebih rendah pada saat libur lebaran daripada working months, karena mobilitas index di kota-kota besar akan cenderung menurun,” ungkapnya. Namun, untuk Jalan Tol Makassar saat masa arus mudik dan balik Lebaran 2023, pengendara yang melintas didominasi oleh peningkatan aktivitas masyarakat dalam mempersiapkan hari raya. “Sehingga, volume lalu lintas di Jalan Tol Makassar meningkat sekitar 16% jika dibanding hari biasa di luar periode mudik-balik Lebaran 2023,” tuturnya. Untuk pendapatan tol konsolidasi, Indah mengatakan, angkanya masih menunjukkan peningkatan double digit dibandingkan dengan tahun lalu, kecuali untuk JLB dan MBZ. Menurut Indah, beberapa sentimen yang diperkirakan memberikan dampak positif untuk META hingga akhir 2023 berasal dari aset tol. Di antaranya adalah operasi dan koneksi penuh Tol BSD dengan Serpong-Balaraja Seksi 1B serta tersambungnya bagian JORR II dari Ruas Cinere-Jagorawi dengan Cinere-Serpong di bulan Desember 2023. “Transisi pandemi ke endemi juga diharapkan berdampak positif ke laporan keuangan META, karena mobilitas masyarakat sudah kembali normal dan akan membentuk equilibrium baru,” paparnya. Di tahun 2023, ada beberapa proyek strategis yang sedang dikerjakan oleh META, di antaranya adalah pembangunan proyek peninggian jalan Tol BSD di KM 8 dan proyek weaving Serpong Ramp Junction di KM 10. Lalu, pembangunan akses Makassar New Port (MNP) sepanjang 3,2 km di Makassar, dan proses tender Tol Jorr Elevated Cikunir-Ulujami. Saat ini, portofolio terbesar META masih di sektor tol, selain itu melalui anak usahanya, PT Potum Mundi Infranusantara (POTUM), META memiliki portofolio di penyediaan air bersih yang dikelola oleh PT Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK) dalam pendistribusian air bersih ke ratusan pabrik di kawasan industri di wilayah Serang. Ada juga PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) untuk pengolahan air dengan cakupan hingga membangun, mengoperasikan, dan mengelola Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang berada di Kawasan Industri Medan (KIM), Sumatera Utara. “Kami saat ini juga melihat opportunity untuk mengembangkan di kota-kota lainnya,” kata dia.
Baca Juga: Melongok Rekomendasi Saham Emiten Jalan Tol Berikut Ini Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat