Nusantara Infrastructure siapkan belanja modal Rp 400 miliar untuk ekspansi menara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) melihat prospek bisnis sewa menara masih akan bagus. Tahun ini, perusahaan ini berencana untuk melakukan ekspansi dengan menambah menara.

META telah menyiapkan dana sekitar Rp 400 miliar tahun ini untuk menambah sekitar 300 sampai 500 menara baru. Adapun per akhir 2017, perusahaan infrastruktur ini telah memiliki sekitar 1.450 menara telekomunikasi yang disewakan ke sejumlah operator.

General Manager Corporate Affairs META Deden Rochmawaty saat ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan yang digelar pada Senin (19/2), mengatakan, jika peluang untuk sewa menara bertambah lagi maka perusahaan bisa menambah anggaran belanja modal untuk ekspansi tersebut.


"Kalau dalam perjalanan ada kekurangan maka akan kita siapkan lagi karena agak sulit memperediksi secara akurat penambahan menara setiap tahunnya karena kami terima pesanan dari operator seperti Telkomsel, Indosat, dan Xl. Jadi kalau ada permintaan yang melebihi ekpektasi kita tentunya kita harus menagadakan pendanaan tambahan capex (belanja modal)," jelas Deden.

Saat ini, total pelanggan sewa menara META mencapai 2.000 pelanggan. Rata-rata jangka waktu penyewaan menara perusahaan sekitar 10 tahun. Kebanyakan penyewa akan melakukan perpanjangan kontrak jika masa waktu berakhir.

Jenis menara yang dibangun META sebagian dibangun di atas tanah dan ada yang dibangun di atas gedung. Perusahaan belum bisa menetapkan jenis menara apa yang akan dibangun tahun ini karena itu sangat tergantung pada titik yang diinginkan oleh operator yang akan menyewa menara tersebut.

Adapun menara eksisting yang dimiliki META saat ini sebagian besar dibangun di atas tanah. Biaya yang dibutuhkan dalam membangun satu menara di atas tanah sekitar Rp 800 juta-Rp 900 juta. Sementara jika dibangun di atas gedung akan memakan bisaya sekitar Rp 600 juta-Rp 700 juta.

Sebetulnya membangun menara di atas gedung membutuhkan sewa tempat yang lebih mahal tetapi karena tidak perlu tinggi maka biaya untuk bangunnya lebih kecil sehingga total akumulasi capex yang dikeluarkan menjadi lebih kecil.

Saat ini, market share bisnis sewa menara META hanya sekitar 10%. Perusahaan harus bersaing dengan pemain bisnis menara yang besar seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), dan PT Inti Bangun Sejahtera (IBST). Öleh karena itu masih cukup bagus jika kita bisa terus pertahankan market share di posisi tersebut.

"Perusahaan menara yang besar-besar cukup dominan sehingga untuk tumbuh sudah sulit. Walaupun masing-masing manara punya kekuatan sendiri, tapi karena yang besar sudah sangat dominan maka akan memerlukan kerja yang sanagat keras untuk bisa mempertahankan market share. Protelindo saja jumlah menaranya sudah hampir 15.000," jelas Deden.

Sepanjang tahun lalu, bisnis menara menumbang sekitar 40% terhadap pendapatan META. Tahun ini, porsi tersebut bsia mengalami perubahan tergantung perkembangan bisnis lain dari perusahaan yang sedang terus digenjot seperti jalan tol. Jika bisnis di jalan bebas hambat berkembang cepat maka porsi bisnis menara tersebut diperkirakan bisa mengalami penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat