KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (
PORT) menganggarkan belanja modal alias
capital expenditure (capex) sebesar Rp 100 miliar hingga Rp 130 miliar pada tahun 2022. Direktur Utama PORT Paul Krisnadi mengungkapkan bahwa capex tersebut terutama akan dialokasikan untuk peremajaan truk dan crane. Asal tahu saja, capex di tahun ini jauh lebih tinggi dibandingkan estimasi capex tahun lalu yang hanya Rp 13 miliar. Di mana, belanja modal di tahun 2021 digunakan untuk pembelian alat pelabuhan yang sifatnya lebih kepada peremajaan truk.
Sejalan dengan itu, Paul menekankan bahwa PORT juga terus mencari peluang pengembangan usaha. Emiten yang bergerak di sektor kepelabuhanan ini menjajaki peluang di bisnis peremajaan alat dan jasa
engineering alat pelabuhan.
Baca Juga: Pendapatan Nusantara Pelabuhan Handal (PORT) berpotensi turun di bawah 5% "PORT juga sedang meneliti kemungkinan otomatisasi
business process di luar pelabuhan yang masih ada kaitannya dengan kegiatan usaha PORT, misalnya yang terkait dengan otomatisasi bagian dari mata rantai logistik," terang Paul kepada Kontan.co.id, Jumat (14/1). Sebagai informasi, pendapatan PORT berasal dari segmen jasa
stevedoring, jasa
storage yard, servis pemeliharaan,
barging services, operasi terminal dan sewa alat. Kontribusi terbesar berasal dari segmen terminal operator di Tanjung Priok yang terdiri dari jasa bongkar muat dan
storage yard yang mencapai Rp 747,5 miliar atau sebesar 75% untuk periode sembilan bulan tahun 2021. Merujuk laporan keuangan per kuartal III-2021, PORT membukukan pendapatan sebesar Rp 994,09 miliar. Meningkat tipis 0,63% dibandingkan raihan pada kuartal III-2020 yang sebesar Rp 987,82 miliar. PORT masih menderita total rugi periode berjalan sebesar Rp 73,03 miliar. Dengan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 44,36 miliar hingga periode September 2021. PORT memperkirakan masih ada sejumlah tantangan bisnis pada 2022 lantaran kongesti pelabuhan di dunia masih berlangsung akibat mulai meningkatnya varian Omicron. Selain itu, PORT pun mengantisipasi beberapa risiko, terutama dari sisi biaya energi.
Secara bisnis, PORT turut mengantisipasi penurunan port
equipment sales yang sifatnya tidak regular. "Kami akan terus meningkatkan efisiensi biaya dan meningkatkan produktivitas dengan cara peremajaan beberapa alat pelabuhan," jelas Paul.
Oleh sebab itu, PORT mengantisipasi sejumlah tantangan bisnis yang bakal mengadang pada tahun ini. Manajemen PORT bahkan telah memprediksi terjadinya penurunan pendapatan konsolidasi. Di luar segmen port
equipment sales dan
barging services, manajemen PORT menargetkan akan ada kenaikan pendapatan dari segmen bisnis terminal operator sebesar 5%. Namun untuk total pendapatan konsolidasi, pada tahun ini manajemen PORT memprediksi akan terjadi penurunan dengan rentang di bawah 5%. "Kami memprediksikan total pendapatan konsolidasi akan sedikit menurun di tahun 2022 (<5%) yang disebabkan penurunan penjualan alat pelabuhan (
port equipment sales) yang memang bersifat non-
recurring. Sementara dari sisi
bottom line kami proyeksikan tidak berbeda jauh dari tahun lalu," pungkas Paul. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari