Nvidia Melonjak di Pasar Saham, Ini Faktor Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Oktober ini, Nvidia kembali menunjukkan performa yang luar biasa di pasar saham, dengan peningkatan hampir 25% sejak September. Peningkatan ini terjadi di tengah penurunan ketakutan investor terhadap potensi kecerdasan buatan generatif (AI generatif).

Jika beberapa bulan lalu bahkan laporan keuangan yang kuat pada Agustus tidak mampu menggairahkan pasar, kini investor tampaknya mulai mengapresiasi potensi Nvidia. Lalu, apa saja yang memicu kebangkitan saham Nvidia di bulan ini?

Pendanaan US$6,6 Miliar untuk OpenAI: Dampak Langsung pada Nvidia

Salah satu katalis utama yang memperkuat posisi Nvidia di pasar adalah pendanaan besar-besaran untuk OpenAI, perusahaan yang terkenal sebagai pelopor dalam pengembangan AI generatif.


Meski OpenAI mengalami pergantian staf yang cukup signifikan baru-baru ini, perusahaan ini berhasil menyelesaikan putaran pendanaan senilai US$6,6 miliar, yang meningkatkan valuasi mereka hingga US$157 miliar.

Baca Juga: Foxconn Membangun Fasilitas Superchip Nvidia di Meksiko

Sebagian besar pendanaan ini akan mengalir ke Nvidia melalui perusahaan-perusahaan yang menyediakan kapasitas pusat data untuk OpenAI, termasuk Microsoft. OpenAI diketahui sangat bergantung pada kekuatan Graphics Processing Unit (GPU) dari Nvidia untuk menjalankan model AI berskala besar.

Dengan partisipasi investor terkemuka seperti Microsoft, Nvidia, Softbank, dan Khosla Ventures, pendanaan ini menunjukkan bahwa pasar tetap percaya pada potensi AI generatif. Ini membawa dampak langsung bagi Nvidia, yang sahamnya mengalami kenaikan beruntun hingga enam hari setelah pengumuman pendanaan.

Pengiriman Chip Blackwell: Permintaan Luar Biasa

Pada bulan Agustus, Nvidia sempat mengalami pukulan pasar ketika terdapat kabar bahwa chip generasi berikutnya, Blackwell, akan tertunda rilisnya karena masalah manufaktur. Ini sempat menimbulkan keraguan terhadap kemampuan Nvidia untuk memenuhi permintaan pasar tepat waktu.

Namun, CEO Nvidia, Jensen Huang, berjanji dalam panggilan laporan keuangan pada 28 Agustus bahwa miliaran dolar pendapatan dari Blackwell akan tercapai pada kuartal keempat.

Permintaan pasar terhadap Blackwell ternyata sangat kuat. Minggu lalu, dua pelanggan utama Nvidia, termasuk Microsoft Azure dan OpenAI, mengumumkan di media sosial bahwa mereka telah menerima sistem Blackwell.

Baca Juga: Perusahaan China Dihimbau Jauhi Nvidia

Azure bahkan mengklaim sebagai layanan cloud pertama yang menggunakan teknologi baru ini, sementara OpenAI memposting bahwa mereka telah menerima unit pertama DGX B200 dari Nvidia.

Lonjakan Pendapatan TSMC: Tanda Kuatnya Permintaan AI

Salah satu pemasok terbesar Nvidia, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), juga memberikan sinyal positif mengenai permintaan AI generatif. TSMC, yang melaporkan pendapatan bulanan, mencatat pendapatan sebesar US$23,5 miliar untuk kuartal ketiga, melampaui ekspektasi analis.

Hal ini mengonfirmasi bahwa permintaan untuk GPU yang dihasilkan Nvidia tetap kuat.

Sebagai pemasok utama chip bagi Nvidia, lonjakan pendapatan TSMC ini memperkuat pandangan bahwa komputasi AI masih berada pada tahap awal pertumbuhan, dan akan terus berkembang seiring meningkatnya kebutuhan pusat data di seluruh dunia.

Optimisme di Balik Ketakutan: Masa Depan Nvidia di Industri AI

Meskipun ada ketakutan bahwa pasar AI sedang dibesar-besarkan, survei terbaru dari Morgan Stanley menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan yang mengadopsi AI generatif justru merasa puas dengan teknologi ini. Dari 400 perusahaan yang disurvei di berbagai industri, 90% menyatakan bahwa AI generatif memenuhi atau bahkan melampaui ekspektasi mereka.

Baca Juga: Pendapatan OpenAI Diprediksi Capai US$ 11,6 Miliar di 2025

Morgan Stanley juga memproyeksikan bahwa pengeluaran global untuk pembangunan kapasitas cloud pada tahun 2025 akan setara dengan program luar angkasa Apollo, mencapai sekitar US$275 miliar.

Data ini memperkuat optimisme investor terhadap masa depan Nvidia, yang sangat bergantung pada pertumbuhan AI generatif. Dengan semakin banyaknya pusat data yang dibangun, permintaan untuk GPU Nvidia diperkirakan akan terus meningkat.

Para analis dari Morgan Stanley menyimpulkan bahwa kekhawatiran terhadap Nvidia terlalu berlebihan, dan potensi perusahaan ini dalam mendominasi pasar AI masih sangat besar.

Selanjutnya: Pertumbuhan Crazy Rich Indonesia Tidak Sejalan dengan Penerimaan Pajak

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (12/10) Hujan Lebat: 1 Provinsi Siaga, 18 Waspada Bencana

Editor: Handoyo .