Obama Bawa Optimisme Pasar, Bursa New York Girang



NEW YORK. Saham-saham Amerika mencatatkan lonjakan yang luar biasa dalam dua hari ini sejak 1987 setelah pemerintah mengucurkan jaminan sebesar US$ 306 miliar untuk aset Citigroup inc. yang bermasalah dan pembuat kebijakan telah berjanji untuk menggulirkan paket stimulus perekonomian lainnya. Citigroup yang telah kehilangan 60% nilainya di pasar minggu lalu, mumbul langsung sebesar 58% setelah Treasury juga sepakat untuk menyuntik US$ 20 miliar ke perusahaan ini. JPMorgan Chase & Co. and Bank of America Corp. juga mengangkasa lebih dari 21% dan membikin S&P 500 Financials Index terpelanting mencatatkan kenaikannya seiring dengan upaya penyelamatan pemerintah yang menyurung kepercayaan sistem perbankan. S&P 500 mengangkasa 6,5% menjadi 851,81, mengangkat perolehan dua hari menjadi lebih dari 13%. Dow Jones Industrial Average juga merangkak naik sebesar 396,97 poin atau 4,9% menjadi 8.443,39. Sedangkan Nasdaq Composite juga melonjak 6,3% menjadi 1.472,02. Dow Jones Stoxx 600 Eropa melompat sebanyak 8,4%, sementara MSCI Asia Pacific Index justru tergelincir 0,7%.“Tugas pertama adalah melanjutkan untuk membenahi psikologi pasar, dan bail out atau bantuan untuk Citigroup merupakan bagian penting dari puzzle ini,” kata James Dunigan, managing executive for investments PNC Wealth Management di Philadelphia, seperti dilansir dari Bloomberg Television. Sebanyak 35 saham di S&P 500 memang menunjukkan geliat yang positif. Sedangkan 45 perusahaan di indeks ini meningkat sedikitnya 20% seiring 10 sektor industri utama di benchmark saham-saham Amerika juga naik –dipimpin oleh saham-saham di industri keuangan. Sebanyak 84 bank, broker, asuransi di indeks ini membubung hampir 19% secara group.Kenaikan yang dicapai pada hari Senin (24/11) di S&P 500 mengikuti lonjakan 6,3% yang terjadi pada hari Jumat (21/11) lalu setelah presiden terpilih Barack Obama menunjuk New York Federal Reserve Bank chief Timothy Geithner sebagai Treasury Secretary. Hari Senin kemarin, Obama mengumumkan Lawrence Summers, Treasury Secretary sebelumnya, sebagai White House Economic Director. Obama bilang, penentu kebijakan harus bergerak dengan cekatan dan dengan berani untuk menghindari jutaan pemutusan hubungan kerja tahun depan. “Ada sebuah optimisme bahwa Obama akan penuh pengertian dan akan bekerja keras saat unu untuk membangun dasar fundamental seiring dengan bakal dilantiknya Obama pada Januari 2009,” kata Douglas Christopher, partner Crowell Weeden & Co. di Los Angeles.Citigroup telah melonjak US$ 2,18 menjadi US$ 5,95 hari ini. Suntikan dana segar dari Treasury menambah US$ 25 miliar yang telah diterima perusahaan ini dari Troubled Asset Relief Program. Imbal balik dari dana segar dan jaminan ini, pemerintah akan mendapatkan US$ 27 miliar preferred shares yang dibayarkan 8% dividen.Treasury, Fed dan Federal Deposit Insurance Corp. menegaskan dalam pernyataan bersamanya bahwa tujuan dari upaya ini adalah untuk mendorong kestabilan pasar finansial dan membantu untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi. Senin kemarin, Presiden George W. Bush menegaskan bahwa ia tengah menyiapkan upaya penyelamatan finansial lagi seperti yang telah dilakukannya untuk membantu Citigroup. Treasury Secretary Henry Paulson mempertimbangkan untuk meminta Kongres sebesar US$ 350 miliar dari program Troubled Asset Relief Program untuk membantu memulihkan kredit konsumen, untuk mengubah posisi kredit dari enam hari yang lalu. “Menghadapi weekend kemarin, orang-orang sangat ketakutan dengan apa yang akan terjadi pada penyusutan Citigroup,” kata David Katz, chief investment officer Matrix Asset Advisors yang berbicara di Bloomberg Television. “Faktanya, langkah yang ditempuh oleh pemerintah dan Citigroup merupakan resolusi yang sangat positif untuk Citigroup pada khususnya, dan untuk keuangan pada umumnya,” imbuhnya. Kongres akan menggiring Obama pada paket stimulus perekonomian pada hari ia mulai resmi bekerja pada 20 Januari 2009. Hal itu ditegaskan oleh penentu kebijakan dari partai Demokrat. Senator Charles Schumer dari New York mengatakan dalam program “This Week” di ABC, bahwa paket stimulus itu akan berkisar antara US$ 500 miliar dan US$ 700 miliar.


Editor: