Obama Pertimbangkan Tunda Penurunan Pajak Warga AS



WASHINGTON. Barack Obama dijadwalkan akan mengumumkan tim ekonominya hari Senin pukul 11.00 waktu Chicago melalui konferensi pers.

Dia berencana menominasikan Timothy Geithner, yang saat ini menjabat sebagai President of the New York Federal Reserve Bank, sebagai Menteri Keuangan (Menkeu). Sementara itu, Lawrence Summers yang pernah menjabat sebagai Menkeu pada masa pemerintahan Clinton, akan menduduki posisi director White House National Economic Council.

Sementara itu, jumlah paket stimulus yang bakal digelontorkan Pemerintah AS diprediksi akan terus mengalami pembengkakan dari US$ 100 miliar menjadi US$ 300 miliar. Senator asal Demokrat Charles Schumer di New York bilang, dibutuhkan lebih dari US$ 700 miliar untuk menyehatkan kembali perekonomian AS.


Pada Sabtu lalu, Obama tengah mempersiapkan paket stimulus ekonomi selama dua tahun termasuk didalamnya menciptakan 2,5 juta lapangan kerja.

Pertimbangkan penundaan potongan pajak

Obama saat ini juga berencana untuk mempertimbangkan kembali janji kampanyenya terkait pemangkasan pajak penghasilan terhadap warga AS. Pasalnya, saat ini ia tengah mempertimbangkan untuk menggelontorkan paket stimulus terhadap sistem perekonomian seiring terjadinya krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Isu-isu mengenai pajak, paket stimulus dan perbaikan ekonomi akan membawa angin segar bagi para investor di pasar bursa. Namun, boleh jadi hal ini hanya untuk sementara waktu saja.

Harga saham-saham AS, pada Jumat kemarin mengalami peningkatan sebesar 6%. “Saya rasa, hal ini akan ikut mendongkrak pasar pada hari Senin. Tapi sepertinya kenaikan ini hanya untuk jangka pendek,” kata Michael Pento, senior market strategist di Delta Global Advisors.

Adanya perubahan kebijakan oleh tim Obama ini dilakukan setelah Citigroup berupaya untuk meningkatkan kembali tingkat kepercayaan investor setelah  mengalami penurunan saham sebesar 60% pada minggu lalu.

Wall Street Journal melaporkan, saat ini Citigroup tengah mencapai kata sepakat dengan Pemerintah AS untuk mendirikan “bank buruk” secara terpisah yang akan mengelola aset-aset bermasalah yang berpotensi.

Sementara itu, 21 anggota Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) yang mencakup AS, Jepang dan China, saat ini memasuki hari terakhir pertemuan mereka selama dua hari di Lima. Dalam pertemuan ini, APEC berupaya untuk mengambil langkah cepat dan tepat sehingga bisa mengurangi dampak resesi yang mempengaruhi perekonomian banyak negara.  

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie