Obama Surung Insentif Pajak Energi



WASHINGTON. Presiden terpilih Barack Obama membuat perubahan yang cukup signifikan dalam program stimulus perekonomiannya. Misalnya, setelah anggota partainya menyebut rencana Obama "tanggung", Obama mulai memberikan insentif pajak energi.

"Saya kira mereka bergerak dengan cukup efektif untuk merespons isu yang kita keluarkan beberapa waktu lalu," kata Senator John Kerry, setelah sejumlah anggota senat bertemu dengan penasihat ekonomi Obama, Larry Summers dan Jason Furman.

Sementara itu, Senator Maria Cantwell, mengatakan bahwa Summers juga menunjukkan keinginan untuk memberikan double tax credit dalam anggaran untuk memperbarui energi yang nilainya lebih mencapai lebih US$ 20 miliar.


Rencana Obama untuk menggerojokkan stimulus sebesar US$ 775 miliar justru menjadi berputar-putar setelah kongres mengkritisi beberapa elemen seperti insentif pajak untuk penyediaan lapangan kerja dan bagi hasil untuk pemangkasan pajak. Beberapa pihak mengatakan bahwa rencana Obama tak akan cukup untuk mampu mengurangi ketergantungan AS terhadap minyak dunia, sementara ada juga yang mengatakan bahwa US$ 775 itu masih terlalu kecil.

"Mereka telah membikin sejumlah perubahan yang cukup signifikan," kata Senator Charles Schumer. Sedangkan Senate Banking Committee Chairman Christopher Dodd, bilang bahwa tim Obama sudah mendengarkan keinginan sejumlah rekan kerjanya.

Schumer mengatakan, rencana Obama untuk menggelontorkan paket stimulus masih dalam bentuk rancangan kasar, ini membuat para senat harus meraba-rabanya sendiri.

"Kami berniat untuk membuat proses kolaborasi dan konsultasi dengan kongres dalam beberapa hari ke depan," kata Obama dalam acara "This Week” di ABC. Ia juga menambahkan, "Jika ada orang-orang memiliki gagasan yang lebih baik, kami akan menyambutnya dengan hangat."

Senate Budget Committee Chairman Kent Conrad, yang mencari dana yang cukup banyak untuk program energi, mengatakan. akan ada komitmen pendanaan yang cukup besar untuk proyek. “Ini untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap energi dari pihak luar," tambah Kent.

Editor: