Obat Batuk Herbal Modern Asli Indonesia Masuk Pasar Amerika Serikat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu produk obat batuk herbal asal Indonesia masuk pasar Amerika Serikat. Produk tersebut bahkan disebut sangat efektif oleh 76% penggunanya.

Dikutip dari situs e-commerce Amerika Serikat, Amazon pada Jumat (3/6/2022), obat batuk asal Indonesia tersebut bermerek dagang HerbaKOF yang diproduksi oleh Dexa Medica. Pada situs tersebut ditulis bahwa HerbaKOF sangat efektif dibandingkan obat batuk yang biasa mereka gunakan menurut 76% responden.

Obat batuk tersebut dibuat dari bahan alam yakni daun legundi, mahkota dewa, daun saga, dan jahe. Di Indonesia, HerbaKOF telah teruji pra-klinis sehingga masuk dalam Obat Herbal Terstandar (OHT) atau salah satu Obat Modern Asli Indonesia (OMAI). Berdasarkan catatan Kemenkes RI, saat ini terdapat 86 produk OHT di Indonesia.


"Para saintis kami telah melakukan berbagai macam yang disebut sebagai portofolio program yang akan diluncurkan di kemudian hari. Mulai dari OHT-Obat Herbal Terstandar- hingga ke Fitofarmaka. Untuk itu kami menggunakan bahan alam hanya Indonesia, jadi kami telusuri untuk mendapatkan bahan alam dari seluruh kepulauan Indonesia," ungkap Director of Research & Business Development Dexa Group, Dr. Raymond Tjandrawinata beberapa waktu lalu.

Baca Juga: 10 Manfaat Buah Salak untuk Kesehatan, Bisa Mengontrol Gula Darah

Selain Amerika Serikat, produk obat dari bahan alam Dexa Group rupanya juga telah merambah pasar mancanegara lainnya. Menurut Raymond, obat herbal Indonesia sangat diminati oleh pasien di berbagai negara.  "Produk Indonesia sangat disukai. Salah satunya produk biofraksi jahe, digunakan para dokter di Kanada dan Amerika, kemudian Phaleria Macrocarpa atau mahkota dewa juga banyak digunakan," ungkap Raymond.

Sebelumnya Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono mendorong perusahaan farmasi untuk mengembangkan obat berbahan alam saat meluncurkan Formularium Fitofarmaka. Obat dari bahan alam yang teruji klinis bisa masuk dalam kategori fitofarmaka dan khasiatnya setara dengan obat kimia sintetik.

"Kita mendorong industri farmasi dengan keanekaragaman produk hayati Indonesia diharapkan untuk mengembangkan pengobatan fitofarmaka secara mandiri, dengan melakukan pengolahan-pengolahan efektif dan diharapkan bisa masuk ke dalam uji klinis, tidak hanya pra klinis. Dengan lolos uji klinis, maka terbukti efektif dan dapat digolongkan ke dalam fitofarmaka," tutur Wamenkes dalam acara peluncuran Formularium Fitofarmaka di Plenary Hall JCC, Jakarta, Selasa (31/5).   Dante mengakui bahwa saat ini masih ada tantangan bagi industri farmasi dalam mengembangkan fitofarmaka. Diperlukan riset hingga bahan baku terstandar untuk memproduksi fitofarmaka agar bisa diresepkan oleh dokter ke pasien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi