WASHINGTON. Sekali lagi, bank sentral Amerika Serikat (AS) memunculkan tanda tanya besar bagi pelaku pasar global. The Fed berniat memberikan paket stimulus baru. Rencananya, The Fed bakal mengucurkan dana segar untuk membeli surat utang jangka pendek. Paket stimulus anyar tersebut bertujuan mengendalikan suku bunga pasar antarbank. Maklum, surat utang tenor pendek menjadi acuan pergerakan suku bunga antarbank. Lewat kebijakan ini, The Fed berharap era suku bunga rendah di Amerika Serikat tetap berlangsung, meski paket stimulus jumbo telah dicabut.
Dengan kata lain, program pembelian surat utang jangka pendek ini adalah obat kuat baru dari The Fed. Otoritas perbankan AS ini berharap, program baru tersebut bisa meredam kepanikan pasar. Maklum, sebagian pelaku pasar meramal, The Fed mulai memangkas paket stimulus pada Desember nanti. Jika benar maka kepanikan bakal memicu kenaikan suku bunga. Dus, suku bunga tinggi bakal mengurungkan niat pebisnis berekspansi. Buntutnya, pemulihan ekonomi AS bakal terganjal. Suku bunga rendah Sekadar menyegarkan ingatan, saat ini The Fed mengucurkan stimulus jumbo sebesar US$ 85 miliar setiap bulan. Duit tersebut digunakan The Fed untuk membeli surat utang bertenor empat tahun hingga 30 tahun. Ide program pembelian surat utang jangka pendek terungkap dalam rilis pertemuan bulanan The Fed pada 29-30 Oktober lalu.
"Fasilitas pembelian surat utang tenor pendek dilakukan lewat perjanjian pembelian kembali," ujar Ben Bernanke, Gubernur The Fed dalam rilisnya, akhir pekan lalu, seperti dikutip oleh
Bloomberg. Sayangnya, The Fed tidak merinci detail teknis program obat kuat tersebut. Yang pasti, dalam perjanjian pembelian kembali, biasanya The Fed bertugas membeli surat utang milik lembaga keuangan, semisal bank. Pembelian ini bisa mengintervensi tingkat suku bunga overnight antarbank. Bagi penghuni Wall Street, paket stimulus baru tersebut tak terdengar asing. Pasalnya, Bernanke pernah melontarkan ide sejenis pada 10 tahun lalu. Kala itu, dia merancang program tersebut untuk menangkal deflasi. "The Fed berusaha meyakinkan pasar bahwa program baru ini bukti komitmen mereka menjaga pelonggaran moneter," ujar Michael Feroli, Kepala Ekonom JPMorgan Chase & Co. The Fed berkomitmen menjaga suku bunga rendah hingga angka pengangguran di bawah 6,5% dan inflasi 2,5%.
Editor: Dessy Rosalina