Obati buah hati, sekaligus buka jalan bisnis



KONTAN.CO.ID - Bagi penggemar aromaterapi, essential oil atau yang lebih dikenal minyak atsiri, tentu tak lagi terdengar asing. Minyak yang satu ini lebih sering digunakan untuk pijat, spa, relaksasi atau sekadar jadi wewangian.

Namun, belum banyak yang memakainya untuk terapi kesehatan seperti di negara lain. Arline Chondro pun mengetahui khasiat minyak atsiri saat ingin menyembuhkan alergi dan penyakit asma anak pertamanya pada 2014.

Ia pun sibuk meriset tentang aromaterapi dan essential oil. Mulai dari dunia maya, hingga belajar soal aromaterapi sampai ke datang ke California, Amerika Serikat. "Awalnya saya racik untuk kebutuhan anak saya dan keluarga. Alergi gatal karena gigitan serangga, asma, batuk pilek dan sebagainya," kata Arlin.


Karena banyak yang cocok dengan racikannya, dia pun mendapat masukan untuk masuk ke dunia bisnis. Lantas, Arlin pun mendebut Peek Me Naturals di awal tahun 2016. Awal berdiri, Peek Me memiliki 24 jenis produk yang terdiri dari seri perawatan kulit (skin care), seri natural remedy dan seri personal care.

Saat ini, Peek Me sudah mengembangkan dua seri produk lagi, feminine aid dan weight management. Total produknya ada 34 jenis. "Dua seri terakhir baru meluncur beberapa bulan yang lalu," tutur Arlin.

Feminine aid memiliki dua jenis produk, yakni period relief untuk meredakan nyeri saat sedang datang bulan dan anti stretchmark bagi ibu hamil. Dan weight management berupa belly fat buster digunakan untuk mencapai badan ideal.

Aneka produk Peek Me dibanderol mulai Rp 45.000 - Rp 200.000 per item, dengan ukuran mulai dari 20 mililiter (ml) sampai 80 ml.

Tiap bulan, Arlin memproduksi 1.000 - 2.500 item dari keseluruhan produk. Ia mengaku dari bisnis yang dirintisnya setahun lalu itu, omzet yang didapat lebih dari Rp 100 juta per bulan. "Puji Tuhan, peningkatannya cukup signifikan tiap bulan. Awal berbisnis ini, saya hanya roduksi 100 - 200 item untuk keseluruhan produk tiap bulannya. Lalu ada peningkatan sampai 80% tiap bulan," tuturnya.

Gigih mengedukasi pasar soal khasiat essential oil

Hal itulah yang dirasakan Arlin Chondro, founder Peek Me Naturals saat memasarkan produknya. Beruntung, Ia bergabung dengan Komunitas Organik Indonesia (KOI). Sehingga terbantu dalam hal pemasaran dan promosi.

"Waktu dulu,  saat buka stan di bazar komunitas, saya jelaskan satu-satu produk Peek Me pada tiap pengunjung yang datang. Bagaimana cara pakainya, khasiatnya apa, sekalian edukasi juga," kenang Arlin sambil tertawa.

Ia mengakui, pengetahuan soal aromatheraphy maupun essential oil di Indonesia sangat minim. Perempuan kelahiran Bandung ini pun harus sabar dan telaten memperkenalkan khasiat produknya pada masyarakat.

Selain lewat aneka bazar, Arlin juga memasarkan Peek Me lewat dunia maya dalam bentuk Instagram dan web. Tak ketinggalan, beberapa e-commerce, seperti Blibli, Lemonilo dan Shopee turut dimanfaatkan sebagai saluran pemasaran. "Setelah kami pasarkan secara online, ternyata konsumen juga banyak dari kota-kota kecil. Padahal saya pikir awalnya hanya Jakarta dan Bandung lah. Malah ada pemesan dari Gresik, Kupang dan sebagainya. Saya kaget juga," ungkapnya.

Melihat antusiasme masyarakat, tak lama kemudian, Peek Me Naturals membuka peluang bagi reseller di beberapa kota. Sampai saat ini sudah ada sejumlah reseller yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Kupang, Yogya, Makassar, dan menyusul untuk di Bali. "Untuk jadi reseller, minimal pembelian Rp 5 juta dan membeli minimum 15 jenis produk," terang Arlin. Selain itu ada pula toko offline di beberapa kota, yaitu Jakarta, Bandung dan Semarang.

"Puji Tuhan, sekarang kalau saya buka stand, pengunjung sudah mengetahui soal produk. Saya tidak perlu menerangkan semua lagi seperti dulu," ujarnya sambil tertawa.

Saat ini, ada beberapa produk Peek Me yang menjadi best seller seperti inhaler Bye Bye Laper (untuk mengurangi nafsu ngemil), Belly Fat Buster (membantu mencapai badan ideal), Anti Nausea (mengurangi mual), serta Bugs Away (menghindari gigitan nyamuk).  "Saya senang, produk Peek Me bisa jadi alternatif solusi penyembuhan. Bisa bermanfaat buat banyak orang," tutur perempuan 35 tahun ini.

Ingin membangun rumah produksi essential oil

Arlin Chondro, founder Peek Me Naturals mengatakan, meski bahan dasarnya diambil dari ekstrak bahan alami, seperti rempah, buah dan tumbuhan yang memiliki wangi, namun tetap ada senyawa kimia organik yang terkandung dalam essential oil (EO). Jadi, “Kurang tepat itu jika ada yang bilang EO 100% murni dan alami," tuturnya.

Edukasi masyarakat terhadap penggunaan EO masih sangat minim. Arlin pun kerap menemukan penggunaan yang sembrono, seperti diminum atau diteteskan langsung ke kulit. Reaksi EO yang mengenai kulit kuat dan bisa mengakibatkan iritasi hingga rasa terbakar.

Pada dasarnya, EO harus dilarutkan menggunakan media lain sebelum digunakan. “Apalagi diminum langsung. Sangat tidak boleh. Kalaupun boleh untuk penyakit parah dan wajib di bawah pengawasan clinical aromatherapist. Profesi itu belum ada di Indonesia,” tutur lulusan Psikologi Universitas UC Berkeley, Amerika Serikat ini. 

Prihatin dengan kondisi tersebut, Arlin pun membuka layanan konsultasi bagi konsumen, sekaligus merekomendasikan produk Peek Me mana yang cocok. Ia juga kerap diundang sebagai pembicara yang memberikan informasi seputar penggunaan EO lewat komunitas maupun acara-acara tertentu.

“Kadang kita harus cari tau dulu sumber penyakitnya. Misal pusing, belum tentu sumbernya ada di saraf kepala. Bisa jadi dari pencernaan yang terganggu. Saya biasanya tanya soal riwayat penyakit juga. Hal seperti itu yang harus ditemukan, agar penggunaan EO juga bisa tepat dan efektif,” terang Arlin.

Saat ini, perempuan kelahiran 1982 ini masih meracik sendiri 34 produk Peek Me di rumahnya. Di samping itu, Arlin juga dibantu oleh adik kandungnya sebagai co-founder Peek Me yang memegang pemasaran produk dan mengontrol sosial media Peek Me.

Ke depannya, Arlin ingin  membuat rumah produksi seiring pasar yang meningkat. Di samping itu, dia juga tengah mempersiapkan diri untuk mendapat sertifikasi sebagai aromatherapist dari California, Amerika Serikat. “Yang jelas rumah produksinya harus di luar Jakarta, sesuai aturan. Lalu saya juga masih mengurus ijin BPOM dan sertifikasi untuk menunjang bisnis ini," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.