Obligasi bergairah, sokong prospek reksadana pendapatan tetap



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi dalam tren positif dalam sepekan ini lantaran masih tersisanya sentimen penaikan peringkat utang Indonesia ke BBB pada 31 Mei lalu. Tren ini turut membuat proyeksi reksadana pendapatan tetap atau fixed income terdongkrak.

Tercatat, Infovesta Fixed Income Fund Index yang menjadi acuan kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap menguat 1,97% dal am satu bulan terakhir. Dalam jangka waktu satu tahun pun kinerja reksana fixed income ini masih moncer di level 3,61%.

Head of Investment Reasearch Infovesta Utama, Wawan Hendrayana percaya reksadana pendapatan tetap akan menjadi reksadana yang paling mentereng tahun ini.


Dia bilang secara year to date (ytd), reksadana yang berbasis surat utang ini menuai kinerja paling bagus dibanding yang lain.

Lebih lanjut dia bilang kinerja reksadana pendapatan tetap naik 1,3% ytd, didominasi oleh surat utang dengan tenor panjang, bahkan kenaikannya di atas kinerja obligasi.

Mengutip Bloomberg Jumat (14/6) yield obligasi tenor 10 tahun di level 7,6%, turun dibanding yield dua pekan lalu di level 7,9% (31/5).

Sementara, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi mengamati, kinerja reksadana pendapatan tetap saat S&P upgrade investment grade Indonesia, tentu akan memberi dampak yang bagus sehingga membuat investor asing memburu surat utang negara (SUN) Indonesia.

Setelah keluar sentimen tersebut benar saja, pihak asing mulai masuk ke SUN Indonesia dengan jumlah besar. Sebelum adanya upgrade peringkat utang kita melihat peluang SUN jangka panjang bisa menuju ke yield 7,8%.

Katalis lain datang dari the Federal Open Market Committee (FOMC) dan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang akan berlangsung pekan depan. Bila skenarionya kedua bank sentral itu memangkas suku bunga maka akan membawa berkah untuk reksadana pendapatan tetap.

Director and Alternative Investement Soni Wibowo mengatakan, dalam waktu hanya beberapa bulan ke depan, kinerja reksadana pendapatan tetap akan semakin bagus apabila penurunan suku bunga menjadi kenyataan.

“Apabila suku bunga turun, yield obligasi juga akan turun dengan kata lain harga akan naik,” kata Soni kepada Kontan.co.id, Jumat (14/6).

Wawan memprediksi ke depan bila suku bunga BI7-DRR yang saat ini di level 6% dipangkas dua kali kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap minimal bisa mencapai 9% atau bahkan ke level 10%. “Dengan catatan BI7-DRR bisa nangkring di level 5,5%,” kata Wawan kepada Kontan.co.id.

Setelah adanya kenaikan peringkat surat utang ini, dan jika dibarengi dengan skenario penurunan suku bunga dari FOMC dan BI, Reza optimistis yield dari SUN akan berpeluang mencapai akan turun di bawah 7,5%.

Namun, kalau BI belum berani memangkas suku bunga, kata Wawan rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap masih bisa membaik di level 7,5%-8% sampai dengan akhir tahun.

Menurut Reza, racikan akan lebih bagus di obligasi pemerintah, yang menerima sentimen positif langsung dari kenaikan peringkat utang, ketimbang obligasi korporasi.

Sementara, Soni menyarankan tergantung tujuan investasi. Untuk racikan, kata dia pilih SUN untuk total return dan pilih obligasi korporasi untuk kupon dan stabilitas.

Adapun Reza meramal kinerja dari reksadana pendapatan tetap akan sekitar 8%-12% sampai akhir tahun. Selanjutnya, Soni meramal tahun ini reksadana pendapatan tetap bisa di level 8,5%-9,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto