JAKARTA. Langkah Bank Rakyat Indonesia (BRI) menerbitkan obligasi tidak semata-mata hanya untuk diversifikasi pendanaan bagi ekspansi kreditnya saja. Upaya tersebut, juga merupakan bagian dari inisiatif bank spesialis kredit mikro ini dalam menyambut rencana perluasan loan to funding ratio (LFR). BRI baru saja mulai melakukan penawaran obligasi senilai Rp 3 triliun. Obligasi tersebut merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan I senilai Rp 12 triliun yang akan diterbitkan hingga 2017 mendatang. Haru Kusmahargyo, Direktur Keuangan BRI menjelaskan, jika dana pihak ketiga (DPK) BRI yang mencapai Rp 550 triliun dan setiap ada penambahan Rp 5 triliun, maka LFR BRI bertambah sekitar 1%. "Nah, karena yang nilai obligasi tahap I senilai Rp 3 triliun, maka penambahan LFR berkisar 0,6%," ujar Haru, Rabu (3/6).
Obligasi BRI juga untuk persiapan LFR
JAKARTA. Langkah Bank Rakyat Indonesia (BRI) menerbitkan obligasi tidak semata-mata hanya untuk diversifikasi pendanaan bagi ekspansi kreditnya saja. Upaya tersebut, juga merupakan bagian dari inisiatif bank spesialis kredit mikro ini dalam menyambut rencana perluasan loan to funding ratio (LFR). BRI baru saja mulai melakukan penawaran obligasi senilai Rp 3 triliun. Obligasi tersebut merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan I senilai Rp 12 triliun yang akan diterbitkan hingga 2017 mendatang. Haru Kusmahargyo, Direktur Keuangan BRI menjelaskan, jika dana pihak ketiga (DPK) BRI yang mencapai Rp 550 triliun dan setiap ada penambahan Rp 5 triliun, maka LFR BRI bertambah sekitar 1%. "Nah, karena yang nilai obligasi tahap I senilai Rp 3 triliun, maka penambahan LFR berkisar 0,6%," ujar Haru, Rabu (3/6).