JAKARTA. Penjualan obligasi berkelanjutan III PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengalami permintaan tinggi. Direktur Keuangan dan Treasuri BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan, pihaknya telah melakukan penutupan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 5 triliun yang memiliki banyak permintaan. Iman bilang, pihaknya menerbitkan obligasi dalam jumlah beesar karena sesuai kesepakatan Menteri Keuangan untuk mengurangi beban defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "BTN dalam merealisasikan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi akan memakai skema subsidi selisih bunga seluruhnya dan tidak ada skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari APBN," katanya, Selasa (11/10). Lanjutnya, seluruh kebutuhan likuiditas BTN berasal dari dana pihak ketiga (DPK) ditambah penerbitan obligasi atau wholesale funding. Untuk itu, bank berplat mereah ini menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 20% di tahun 2017 ini.
Obligasi BTN tinggi permintaan
JAKARTA. Penjualan obligasi berkelanjutan III PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengalami permintaan tinggi. Direktur Keuangan dan Treasuri BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan, pihaknya telah melakukan penutupan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 5 triliun yang memiliki banyak permintaan. Iman bilang, pihaknya menerbitkan obligasi dalam jumlah beesar karena sesuai kesepakatan Menteri Keuangan untuk mengurangi beban defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "BTN dalam merealisasikan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi akan memakai skema subsidi selisih bunga seluruhnya dan tidak ada skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari APBN," katanya, Selasa (11/10). Lanjutnya, seluruh kebutuhan likuiditas BTN berasal dari dana pihak ketiga (DPK) ditambah penerbitan obligasi atau wholesale funding. Untuk itu, bank berplat mereah ini menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 20% di tahun 2017 ini.