Obligasi emerging market high yield dinilai lebih atraktif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. OCBC Bank Wealth Panel merilis outlook pasar keuangan di bulan Agustus ini. Di sektor obligasi, OCBC memandang pasar masih menyukai obligasi emerging market (EM) high yield (HY).

Senior Investment Strategist OCBC Bank Vasu Menon mengatakan, di bulan Juli lalu ada kekhawatiran atas pelemahan dari segi pemulihan ekonomi global. Ia melihat ini didorong oleh dua hal, salah satunya penyebaran Covid-19 varian delta. Dampak dari penyebaran varian delta menyebabkan kekhawatiran atas pelemahan dari segi pemulihan ekonomi.

Selain itu, pelemahan pemulihan ekonomi global juga akibat perlambatan pertumbuhan dunia usaha China.

“Akibatnya, imbal hasil US Treasury 10 tahun jatuh di bawah 1,2% di bulan lalu seiring dengan kurva yang terlihat semakin mendatar. Namun, kami masih percaya bahwa tema reflasi masih akan terjadi di beberapa bulan ke depan,” sebutnya dalam laporan tersebut.

Baca Juga: Burden sharing menyokong kenaikan pasar obligasi Indonesia

Setelah mencatatkan kenaikan sebesar 80 basis poin ke level 1,74% di akhir kuartal I 2021, imbal hasil US Treasury jatuh ke bawah 1,2% di bulan Juli. Penurunan imbal hasil US Treasury ini, menurut Menon, mendorong yield obligasi investment grade dengan durasi yang lebih panjang untuk menutupi pelemahan sejak awal tahun.

Menon memasang rekoemndasi overweight untuk sektor obligasi emerging market (EM) high yield. Sebab, valuasinya masih terlihat lebih menarik dan juga dapat memberikan perlindungan yang lebih apabila suku bunga naik, dibandingkan dengan aset pendapatan tetap lainnya.

Sedangkan untuk obligasi developed market dan emerging market investment grade, Menon menilai underweight.

Ia memperkirakan, suku bunga akan mulai naik seiring dengan berjalannya waktu menuju akhir tahun 2021. Ia memasang rekomendasi overweight terhadap obligasi high yield dan underweight terhadap obligasi investment grade karena saat ini obligasi high yield lebih atraktif dari segi valuasi historis.

Selanjutnya: Indeks obligasi korporasi kembali menyentuh rekor tertinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat