Obligasi global Indonesia akan menarik investor asing



JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan menyebabkan spread obligasi global Indonesia menyempit. Meskipun begitu, analis tetap optimistis investor bakal menyerap obligasi global yang akan diterbitkan pemerintah.

Analis Obligasi NC Securities I Made Adi Saputra memaparkan, investor asing bakal memanfaatkan penerbitan global bond tersebut untuk menambah investasinya di Indonesia. Selain itu, "Saya kira perbankan lokal juga berminat membeli obligasi dollar tersebut," ujar Made kepada KONTAN, Minggu (20/2).

Di mata pelaku pasar finansial, kondisi fundamental Indonesia masih bagus. Hal ini akan menambah daya tarik obligasi global Indonesia.Kondisi pasar saat ini pun mendukung untuk menerbitkan global bond. Made menuturkan, penguatan nilai tukar rupiah akan membuat pemerintah bisa mengurangi biaya penerbitan obligasi global.


Selain itu, yield treasury bills Amerika Serikat (AS) juga sedang turun. Yield surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun pada Jumat (18/2) mencapai 3,58%.

Di sisi lain, BI rate naik. Hal ini menyebabkan spread obligasi global Indonesia jadi tidak terlalu besar. "Jadi yield yang diberikan bisa rendah," jelas Angky Hendra, Manajer Investasi Batavia Prosperindo Aset Manajemen. Jumat lalu, spread obligasi global Indonesia bertenor 10 tahun mencapai 201,5 basis poin.

Angky memperkirakan, pemerintah bisa mematok kupon sebesar 4%-6% untuk obligasi tersebut. Namun menurut hitungan Made, pemerintah perlu mematok kupon 6,5%-7% untuk menarik investor.

Sekadar mengingatkan, pemerintah berniat merilis surat utang global pada semester pertama tahun ini. Saat ini pemerintah sudah menunjuk tiga sekuritas asing sebagai pemasar global bond tersebut, yakni Deutsche Bank, UBS dan JPMorgan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie