JAKARTA. Pemerintah cukup percaya diri ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh hingga 6,8% di 2013, meski ketidakpasian ekonomi Eropa membayangi. Ekonomi domestik yang masih relatif stabil menjadi salah satu alasan pemodal asing masih akan mengalirkan dananya ke Indonesia. Itu tercermin dari kenaikan kepemilikan dana asing di Surat Berharga Negara (SBN). Menilik data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, per 23 Agustus 2012, kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 236,08 triliun. Angka ini naik 5,95% dibandingkan akhir 2011 yang sebesar Rp 222,86 triliun. Ezra Nazula Ridha, VP & Head of Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, menilai, yield obligasi pemerintah yang terbilang tinggi dibandingkan dengan sejumlah negara lain di Asia menjadi daya tarik bagi asing. Ambil contoh, yield obligasi Indonesia bertenor 10 tahun mencapai 6,06%. Bandingkan dengan obligasi pemerintah Filipina yang sekitar 4,87%.
Obligasi Indonesia masih lebih menarik
JAKARTA. Pemerintah cukup percaya diri ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh hingga 6,8% di 2013, meski ketidakpasian ekonomi Eropa membayangi. Ekonomi domestik yang masih relatif stabil menjadi salah satu alasan pemodal asing masih akan mengalirkan dananya ke Indonesia. Itu tercermin dari kenaikan kepemilikan dana asing di Surat Berharga Negara (SBN). Menilik data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, per 23 Agustus 2012, kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 236,08 triliun. Angka ini naik 5,95% dibandingkan akhir 2011 yang sebesar Rp 222,86 triliun. Ezra Nazula Ridha, VP & Head of Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, menilai, yield obligasi pemerintah yang terbilang tinggi dibandingkan dengan sejumlah negara lain di Asia menjadi daya tarik bagi asing. Ambil contoh, yield obligasi Indonesia bertenor 10 tahun mencapai 6,06%. Bandingkan dengan obligasi pemerintah Filipina yang sekitar 4,87%.