Obligasi jadi andalan investasi



JAKARTA. Dampak krisis global masih membayangi kinerja portofolio keuangan. Dalam kondisi seperti ini, investor ritel maupun korporasi harus menata investasinya agar tetap menyemai keuntungan. Tak terkecuali perusahaan asuransi. .

Agar tetap mampu mempertahankan hasil investasinya, mereka kini rajin berburu obligasi. Mereka mulai mengalihkan dananya dari deposito yang bunganya mini dan mengeluarkan sebagian dananya dari pasar saham.

Lihat saja PT Asuransi ABRI (Asabri). Asabri mengurangi deposito dan mengalihkan ke obligasi. Asuransi pelat merah ini memilih obligasi korporasi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan surat utang pemerintah untuk portofolio investasinya lantaran menjanjikan imbal hasil yang lebih baik dari deposito. "Bunga deposito di bawah inflasi. Lebih baik taruh dana di obligasi," ujar Adam R Damiri, Direktur Utama Asabri, Selasa (6/6).


Adam mengatakan, kinerja obligasi masih menarik. Apalagi kondisi pasar modal sedang bergejolak. Alhasil pilihan terbaik salah satunya adalah obligasi. Asabri juga trauma dengan pengalaman buruk akibat mengempit saham pada saat krisis ekonomi pada 2008 lalu. "Makanya kami mengejarnya (hasil investasi) pada obligasi," lanjutnya.

Asabri mengelola dana pensiun (dapen) dan iuran pensiunan ABRI, Polri, dan PNS. Penempatan investasinya, di keranjang obligasi 84%. Deposito 10%, saham 3%-4%. Keranjang deposito menyusut dari tahun sebelumnya sebanyak 12%. Adam menegaskan, tidak semua deposito akan dialihkan. "Karena bisa tidak sesuai dengan program pemerintah, menanamkan dana investasi di bank pemerintah," ujarnya.

Aman, yield tinggi

Hendrisman Rahim Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya, mengatakan, obligasi masuk dalam kriteria bidikan asuransi. Alasannya jelas, suku bunga deposito cukup menjanjikan dan aman.

Tahun ini portofolio investasi di keranjang obligasi meningkat menjadi 25%, tahun lalu 15%-20%. Total investasi Jiwasraya Rp 8,1 triliun. " Yield obligasi bagus dan masih aman," kata Hendrisman.

Jiwasraya hanya membidik obligasi hasil penerbitan perusahaan yang memiliki laporan keuangan bagus sehingga aman. Dengan begitu mereka masih tetap mendapatkan yield yang aman.

Ramainya penerbitan obligasi juga memikat PT Asuransi Recapital. Saut Panggabean, Direktur Keuangan Asuransi Recapital mengaku tertarik menambah obligasi mereka dari saat ini sekitar 10% dari total investasinya. Namun keputusan porsi obligasi belum ditentukan. "Masih menunggu kondisi pasar," terangnya.

Recapital membidik obligasi dengan rating A demi keamanan. Selain itu, tingkat imbal hasilnya juga lebih besar dari imbal hasil deposito.

Agus Benjamin, Presiden Direktur PT Lippo General Insurance mengatakan, perusahaannya tengah melakukan kajian peningkatan investasi di obligasi. Saat ini, portofolio investasi Lippo Insurance masih dominan di saham. Saham menjadi pilihan karena Lippo General berinvestasi untuk jangka panjang, bukan trading.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie