JAKARTA. Penurunan BI rate ke angka 5,75%, menyebabkan industri dana pensiun (dapen) harus memutar portofolio mereka untuk mendapatkan imbal hasil yang maksimal tahun ini. Deposito tak menjadi pilihan utama mendongkrak imbal hasil investasi. Saat ini para pelaku industri dana pensiun memilih obligasi korporasi sebagai salah satu instrumen pendongkrak hasil investasi. Kepala Bagian Investasi DPLK BNI, Bintoro Sudarman mengatakan, penurunan BI rate mengakibatkan mereka tidak bisa mematok imbal hasil terlalu tinggi. DPLK BNI mencatat imbal hasil sebesar 8,72% dari total dana kelolaan sekitar Rp 6,04 triliun tahun lalu. Saat itu masih cukup tinggi, mengingat portofolio investasi 72,67% di deposito dan 27,33% di obligasi serta 1% di pasar uang. DPLK BNI tidak berharap banyak dari deposito. Maka, pengelola berharap, agar peserta mau mengubah portofolio investasi ke obligasi korporasi.
Obligasi jadi andalan investasi Dapen
JAKARTA. Penurunan BI rate ke angka 5,75%, menyebabkan industri dana pensiun (dapen) harus memutar portofolio mereka untuk mendapatkan imbal hasil yang maksimal tahun ini. Deposito tak menjadi pilihan utama mendongkrak imbal hasil investasi. Saat ini para pelaku industri dana pensiun memilih obligasi korporasi sebagai salah satu instrumen pendongkrak hasil investasi. Kepala Bagian Investasi DPLK BNI, Bintoro Sudarman mengatakan, penurunan BI rate mengakibatkan mereka tidak bisa mematok imbal hasil terlalu tinggi. DPLK BNI mencatat imbal hasil sebesar 8,72% dari total dana kelolaan sekitar Rp 6,04 triliun tahun lalu. Saat itu masih cukup tinggi, mengingat portofolio investasi 72,67% di deposito dan 27,33% di obligasi serta 1% di pasar uang. DPLK BNI tidak berharap banyak dari deposito. Maka, pengelola berharap, agar peserta mau mengubah portofolio investasi ke obligasi korporasi.