Obligasi korporasi masih akan jadi pilihan obligasi yang menarik pada tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi korporasi berhasil jadi instrumen investasi konvensional dengan kinerja paling baik secara year to date per 30 November 2021. Hal ini tercermin dari kinerja INDOBex Corporate Bond yang sudah menguat 9,77%. 

Perolehan tersebut berhasil mengungguli kinerja IHSG (9,27%), INDOBeX Government Bond (5,40%), maupun valuta asing seperti dolar Amerika Serikat, poundsterling, euro, hingga safe haven seperti emas. Kinerja obligasi korporasi hanya kalah jika disandingkan dengan aset-aset kripto.

Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki menjelaskan, apiknya kinerja obligasi korporasi pada tahun ini tidak terlepas dari kondisi pandemi yang membuat investor melepas kepemilikan obligasi yang ada. Imbasnya, yield SBN 10 tahun sempat menembus level 6.9% pada Maret 2021. 


Lalu, begitu dampak Covid-19 mulai mereda, investor mendapatkan gain dari harga obligasi yg sudah murah dan sedikit demi sedikit yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun menguat hingga level 6.2%. 

Baca Juga: Ciamik, kinerja obligasi korporasi mengungguli IHSG

“Di sisi lain, likuiditas dalam negeri yang berlimpah dan rupiah yang cukup kuat juga sangat membantu return di investasi obligasi, sehingga yield obligasi dapat lebih terjaga. Apalagi, dari sisi suplai obligasi korporasi cenderung terbatas,” ujar Gama. 

Sementara untuk outlook tahun depan, kemungkinan investor masih akan wait and see mengenai kemungkinan terjadinya pandemi gelombang ketiga serta beberapa data ekonomi yang akan dipublikasikan. Sehingga kinerja dari obligasi korporasi akan masih cukup baik. Terlebih, kupon di Indonesia juga salah satu yang masih cukup tinggi.

Ia juga meyakini obligasi korporasi masih akan jadi pilihan yang lebih menarik lantaran pergerakan harganya yang jauh lebih terjaga. Apalagi, dari sisi kupon juga jauh lebih tinggi dibanding obligasi negara. Sementara obligasi negara yang pergerakannya berpotensi lebih volatile cocok bagi investor yang ingin melakukan trading.

“Tetapi, kalau pilih obligasi korporasi, sebaiknya yang tenornya pendek. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan kenaikan suku bunga serta inflasi yang dapat menyebabkan obligasi tenor panjang menjadi lebih tidak menarik,” tutup Gama.

Baca Juga: IHSG ditutup lesu pada Rabu (1/12) mengekor bursa saham global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati