Obligasi masih jadi andalan multifinance



JAKARTA. Porsi pendanaan perusahaan pembiayaan kerap bergeser. Meski demikian, multifinance tetap memilih penerbitan obligasi sebagai sumber utama pendanaan.

I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk mengatakan, kebutuhan pendanaan Adira tahun ini sekitar Rp 13 triliun-Rp 14 triliun. Obligasi menjadi salah satu pilihan Adira untuk menutup pendanaan.

Pada akhir Februari 2017 lalu, Adira sudah melakukan bookbuilding obligasi senilai Rp 2,4 triliun. Obligasi yang ditawarkan Adira terdiri dari sukuk senilai Rp 414 miliar dan sisanya obligasi konvensional.


"Dari total plafon obligasi kami Rp 8 triliun dan sukuk Rp 1 triliun, sisa obligasi yang kami miliki tinggal Rp 797 miliar. Sukuknya sudah habis," terang Made, akhir pekan lalu. Dia bilang, sisa obligasi tersebut akan dipakai tahun ini.

Namun, kapan waktu penerbitan obligasinya tergantung pada kupon diminta investor. Apabila menarik, Adira kembali menjaring dana segar dari pasar modal.

Saat ini, mayoritas sumber pendanaan Adira Finance dari induk usaha yakni Bank Danamon Indonesia dengan porsi 40%. Sisanya dari obligasi dan pinjaman perbankan.

Opsi penerbitan obligasi, selain mendukung modal kerja juga menggantikan obligasi jatuh tempo (refinancing).

Hemat biaya dana

Setiap tahunnya, Adira jeli membandingkan cost of fund paling murah. Sepanjang 2016, Adira mencatatkan penghematan cost of fund sebesar 12% melalui diversifikasi pendanaan. Hal ini membawa beban bunga turun dari Rp 5,2 triliun menjadi Rp 4,6 triliun.

Tahun ini, Made menilai pasar obligasi masih menarik. Suku bunga bank yang turun mendorong investor mencari alternatif investasi selain deposito.

Selain obligasi, Adira juga aktif mencari pinjaman sindikasi luar negeri. Adira menargetkan menjaring pendanaan offshore US$ 200 juta. Tahun ini, Adira Finance menargetkan total pembiayaan baru Rp 32,4 triliun-Rp 34 triliun.

PT Batavia Prosperindo Finance juga akan menerbitkan obligasi tahun ini. Markus Dinarto Pranoto, Direktur Utama Batavia Finance mengatakan, dari total pendanaan tahun ini Rp 800 miliar-Rp 900 miliar, Batavia Finance masih menggenggam komitmen pendanaan Rp 600 miliar dari perbankan. Sisa pendanaan sebesar Rp 300 miliar akan dipenuhi melalui penerbitan obligasi.

Kata Markus, penerbitan obligasi akan melihat kondisi ekonomi dan pasar. Tahun ini, Batavia juga melakukan rights issue.

Namun skema penerbitan saham ini adalah untuk tukar guling dengan PT Magna Finance Tbk. Ini terjadi setelah Batavia mengakuisisi Magna Finance akhir tahun lalu. Aset Magna akan berpindah ke Batavia Finance. Sementara pemegang saham Magna Finance mendapat saham Batavia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini