KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) disinyalir dapat berdampak pada sumber pendanaan emiten di 2018. Bagi emiten yang mencari sumber pendanaan lewat bank, maka ada potensi bunga pinjaman akan ikut meningkat lantaran kenaikan suku bunga acuan. Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra menilai, sumber pendanaan dari penerbitan obligasi dinilai masih cukup menarik saat ini. Itu karena, jika membandingkan bunga obligasi dengan pinjaman di bank, maka obligasi masih lebih rendah. Penerbitan obligasi akan semakin mudah bagi emiten yang memiliki prospek bagus dengan rata-rata rating yang baik (AAA). Sehingga, emiten tidak akan terlalu sulit untuk mendapatkan utang lewat obligasi.
"Pasti (obligasi), saya pikir masih cukup menarik untuk investor. Kemungkinan sekarang harganya sudah 11%-12% untuk obligasi korporasi, dan itu masih lebih murah dibandingkan bunga perbankan yang sampai 16%-20%," ungkapnya. Bagi emiten yang sudah memiliki obligasi sebelum BI 7DRRR dinaikkan atau on going, maka Aditya menilai tidak akan terdampak. Namun, jika emiten baru akan menerbitkan obligasi, maka harus menyesuaikan kenaikan bunga di pasar. "Jadi emiten yang baru mau mengeluarkan obligasi pasti akan terpengaruh, sehingga perlu hati-hati dan waspada juga," jelasnya.