JAKARTA. Pasar modal yang sedang meriang mengakibatkan perusahaan pembiayaan harus menunggu dulu sebelum mencari dana segar lewat penerbitan obligasi. Multifinance yang juga mendanai bisnis lewat surat utang, harus mempersiapkan alternatif pendanaan selain obligasi. Kalau memang mau menerbitkan obligasi, multifinance harus membayar ongkos mahal. Direktur Keuangan Surya Artha Nusantara (SAN) Finance, Andrijanto mengatakan, meski saat ini pasar bergejolak, pihaknya belum berniat menunda rencana penerbitan obligasi sebesar Rp 1 triliun Desember mendatang. "Gejolak ini sementara dan obligasi yang akan kami terbitkan dalam mata uang rupiah, jadi tidak terlalu berpengaruh," kata Andrijanto. Direktur Keuangan Adira Dinamika Multifinance, I Gede Made Susila mengatakan Adira juga masih terus memproses penerbitan obligasi di akhir tahun Rp 1,5 triliun. "Sekarang prosesnya masih jalan, dan perubahannya belum bisa diputus saat ini," kata Made.
Obligasi multifinance jalan terus di tengah ancaman resesi global
JAKARTA. Pasar modal yang sedang meriang mengakibatkan perusahaan pembiayaan harus menunggu dulu sebelum mencari dana segar lewat penerbitan obligasi. Multifinance yang juga mendanai bisnis lewat surat utang, harus mempersiapkan alternatif pendanaan selain obligasi. Kalau memang mau menerbitkan obligasi, multifinance harus membayar ongkos mahal. Direktur Keuangan Surya Artha Nusantara (SAN) Finance, Andrijanto mengatakan, meski saat ini pasar bergejolak, pihaknya belum berniat menunda rencana penerbitan obligasi sebesar Rp 1 triliun Desember mendatang. "Gejolak ini sementara dan obligasi yang akan kami terbitkan dalam mata uang rupiah, jadi tidak terlalu berpengaruh," kata Andrijanto. Direktur Keuangan Adira Dinamika Multifinance, I Gede Made Susila mengatakan Adira juga masih terus memproses penerbitan obligasi di akhir tahun Rp 1,5 triliun. "Sekarang prosesnya masih jalan, dan perubahannya belum bisa diputus saat ini," kata Made.