Obligasi ritel bakal terbit lagi Oktober



JAKARTA. Investor ritel yang ingin mengamankan dananya di surat utang bisa menyimak jadwal penerbitan obligasi negara ritel (ORI) tahun ini. Rencananya, pemerintah akan menerbitkan lagi ORI pada Oktober 2014, dengan target penyerapan lebih rendah dibandingkan ORI010 yang terbit tahun lalu.Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan mengatakan, investor bisa melakukan pemesanan ORI mulai 1 Oktober hingga 16 Oktober 2014. Adapun penetapan kupon akan dilakukan sebelumnya, yakni pada 26 September 2014. "ORI akan kami terbitkan dengan tenor tiga tahun," ungkap Loto kepada KONTAN, Kamis (13/3).Loto mengatakan, pemerintah menargetkan bisa menyerap dana hingga Rp 17,5 triliun dari penerbitan ORI. Asumsi tersebut lebih rendah ketimbang ORI010 yang terbit tahun lalu senilai Rp 20,20 triliun.Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Portfolio Surat Utang Negara (SUN) DJPU Kementerian Keuangan, Agung Galih Satwiko bilang, nilai penerbitan ORI akan disesuaikan dengan hasil penerbitan SUN lainnya yang mayoritas dilakukan melalui lelang. "Kami juga mempertimbangkan kebutuhan dalam APBN-P 2014," kata Agung.Instrumen ini diprediksi akan memberikan kupon menarik bagi investor. Fixed Income Analyst BNI Securities I Made Adi Saputra memperkirakan, ORI tahun ini bisa memberikan kupon sekitar 8,5% hingga 9%. Prediksi tersebut mempertimbangkan kondisi pasar surat utang uang relatif stabil, serta tingkat suku bunga acuan atau BI rate yang tetap di level 7,5%. "Tapi kupon tersebut bisa lebih tinggi apabila hajatan pemilihan umum (pemilu) tidak berjalan lancar," kata Made. Sebaliknya jika pemilu berjalan lancar, Fakhrul Aufa, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mengatakan, bakal berdampak positif bagi perdagangan ORI di pasar sekunder. Secara historis, pemilu berdampak terhadap penurunan credit default swap (CDS). Pada pemilu legislatif 2009, misalnya, CDS Indonesia tenor 10 tahun turun 129,96 basis poin sejak awal tahun. Demikian juga saat pemilu presiden 2009, CDS Indonesia tenor 10 tahun turun 331,455 basis poin. "Artinya pemilu justru membawa optimisme baru," kata Fakhrul.Penurunan CDS ini akan berdampak pada banjirnya dana asing ke pasar modal Indonesia. Dengan demikian, transaksi ORI juga akan semakin likuid di pasar sekunder. "ORI di pasar sekunder sangat diminati asing," kata dia.Fakhrul juga memprediksi, kupon ORI akan menarik. Apalagi, jika BI rate kembali naik pada pertengahan tahun nanti. Bila bunga naik, pasar obligasi akan tertekan. Akibatnya, yield surat utang juga naik. Ujung-ujungnya, kupon ORI ikut terangkat karena risiko pasar meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sofyan Hidayat