Obligasi, rupiah, dan IHSG sama-sama tertekan



JAKARTA. Pada transaksi perdagangan hari ini (6/8), harga obligasi pemerintah Indonesia mengalami penurunan. Hal itu tercermin dari kenaikan tingkat yield sejumlah surat utang yang diperdagangkan.

Berdasarkan data Inter Dealer Market Association yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 10.21 WIB, tingkat yield obligasi pemerintah dengan kupon 8,375% dan jatuh tempo pada Maret 2014, naik sebesar dua basis poin atau 0,02% menjadi 8,20%. Ini merupakan level tertinggi sejak 30 Juni lalu.

Harga obligasi terus menurun setelah data ekonomi Indonesia yang dirilis pada 4 Agustus lalu menunjukkan kenaikan indeks harga konsumen sebesar 4,53% pada Juli dibanding tahun sebelumnya. Angka tersebut lebih tinggi dari prediksi analis yang disurvei Bloomberg.


"Data ekonomi yang mengecewakan mendorong investor untuk melakukan aksi ambil untung," jelas Dini Agmivia Anggraeni, fixed income analyst PT Maybank Kim Eng Securities di Jakarta. Dia menambahkan, kian meningkatnya ketegangan di Ukraina memangkas ketertarikan investor terhadap aset-aset berisiko. "Itu juga tidak membantu aset-aset Indonesia," imbuhnya.

Sementara itu, posisi rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tertekan. Siang ini, rupiah mencatatkan pelemahan 0,5% menjadi 11.750 per dollar AS. Sedangkan pada sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie