KONTAN.CO.ID - PARIS. Produsen mobil Eropa menaikkan harga mobil berbahan bakar bensin dan menyiapkan diskon untuk kendaraan listrik. Ini karena Eropa akan menurunkan batasan emisi karbon dioksida otomotif mulai 1 Januari 2025. Artinya, seperlima dari semua penjualan mobil harus berupa kendaraan listrik untuk menghindari denda.
Namun menurut data dari kelompok lobi Asosiasi Produsen Mobil Eropa alias European Automobile Manufacturers' Association (ACEA), tahun ini, hanya 13% dari semua kendaraan yang dijual di wilayah tersebut, bertenaga listrik. "Kesenjangannya sangat besar," kata Marc Mortureux, direktur PFA Prancis.
Baca Juga: Menakar Prospek Harga Emas di Tengah Ancaman Perang Dagang Trump Di sisi lain, sektor otomotif tengah menghadapi kelebihan kapasitas, penjualan yang lesu dan meningkatnya persaingan dari China. Kondisi ini membuat laba dari Volkswagen, Stellantis, dan produsen lainnya dalam beberapa bulan terakhir terancam. "Di saat yang sama kondisi politik dan ekonomi serta subsidi kendaraan listrik yang menurun menghambat konsumsi," kata Mortureux.
Baca Juga: Investor Melengos dari China dan Melirik AS, Terpicu Kebijakan Tarif Trump Menaikkan harga
Tanda meningkatnya kekhawatiran atas peraturan tersebut muncul saat CEO Stellantis Carlos Tavares tiba-tiba mengundurkan diri bulan ini. Ini karena dewan direksi tidak sepakat akan cara menangani masalah tersebut. "Peraturan ini memang tinggal beberapa minggu lagi diterapkan. Namun, produsen mobil mulai bekerja untuk menghindari denda yang dapat mencapai € 15 miliar berdasarkan penjualan saat ini," kata Ketua ACEA Luca de Meo. VW, Stellantis, dan Renault telah menaikkan harga model mesin bensin beberapa ratus euro dalam dua bulan terakhir. Bulan lalu, Peugeot Stellantis menaikkan harga semua modelnya kecuali yang bertenaga listrik murni hingga € 500 di Prancis. Renault Group menaikkan harga untuk beberapa model berbahan bakar bensin murni € 300 euro atau 1,6% untuk Clio SCE 65, tetapi harga versi hybrid tetap.
Baca Juga: Rupiah Rp 16.040, Surplus Neraca Dagang Belum Bisa Tahan Pelemahan Peugeot menggambarkan harga baru tersebut sebagai kenaikan ekonomi, sementara Renault mengatakan kenaikan tersebut normal selama masa pakai mobil. Namun, strategi tersebut dapat menjadi bumerang.
"Menaikkan harga mobil berbahan bakar bensin seharusnya membantu menutup kesenjangan dengan kendaraan listrik, tetapi mengingat pertumbuhan pasar yang lemah, mungkin tidak akan menghasilkan penjualan kendaraan listrik yang cukup menutup kesenjangan," kata sumber
Reuters. VW akan paling terpukul. Ini karena volume penjualannya tinggi. VW telah memangkas harga mobil listrik ID3 di bawah € 30.000 di Jerman.
Editor: Avanty Nurdiana