KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank tengah berancang-ancang mencari pendanaan untuk ekspansi kredit di tahun depan. Antara lain kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) III. Salah satunya, PT Bank OCBC NISP Tbk yang menyatakan tengah mengkaji pendanaan melalui instrumen obligasi di tahun 2018. Hanya saja, Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menilai hal ini masih belum final dan akan disesuaikan dengan kondisi pasar di tahun depan. "Rencana obligasi berkelanjutan kami masih bisa hingga tahun depan, jadi masih ada kemungkinan untuk itu. Sedangkan instrumen lain, kami masih sesuaikan dengan kondisi pasar dan kebutuhan," tandas Parwati kepada Kontan.co.id, Selasa (14/11). Lebih lanjut, pertimbangan OCBC NISP untuk menerbitkan obligasi berkelanjutan antara lain jika penjualan di kuartal IV 2017 sesuai dengan proyeksi. Gambaran saja, berdasarkan publikasi Indo Premier Sekuritas, bank yang terafiliasi dengan OCBC Group ini akan menerbitkan obligasi berkelanjutan II tahap III tahun 2017 senilai Rp 2 triliun. "Dugaan kami (obligasi berkelanjutan) di kisaran Rp 1,5 - 2 triliun. Kami masih melihat kemungkinan issue obligasi maupun Medium Term Notes (MTN) baru," katanya. Sayang, Parwati masih belum dapat merinci besaran target pendanaan tersebut. Selain OCBC, PT Mayapada Internasional Tbk mengatakan tahun depan pihaknya akan kembali menerbitkan subdebt kembali di tahun 2018. Catatan saja, pada awal kuartal II 2017 bank milik taipan ini sudah berencana untuk menerbitkan surat utang subordinasi (subdebt) sebesar Rp 1 triliun. Selain melalui penerbitan subdebt, tahun depan pihaknya juga akan kembali melakukan rights issue guna memperkuat sisi permodalan. Sebelumnya, Bank Mayapada juga sudah melakukan rights issue pada Oktober 2017 lalu dengan target dana mencapai Rp 1 triliun. "Sudah pasti ada rights issue tahun depan, namun nilainya berapa yang masih berproses di pemegang saham," kata Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi. Dus, Hariyono menyebut untuk rencana tahun depan kemungkinan penerbitan subdebt dan rights issue masih akan berada di kisaran Rp 1 triliun. Lantaran, pihak pemegang saham bank bersandi MAYA sudah memberikan lampu hijau terkait hal tersebut. "Menurut saya tahun 2018 tidak akan kurang dari angka-angka itu, dan pemegang saham juga sudah memberikan hints agar tidak kurang dan mungkin bisa lebih besar dari tahun ini," tambahnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
OCBC NISP dan Mayapada siap memburu dana di 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank tengah berancang-ancang mencari pendanaan untuk ekspansi kredit di tahun depan. Antara lain kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) III. Salah satunya, PT Bank OCBC NISP Tbk yang menyatakan tengah mengkaji pendanaan melalui instrumen obligasi di tahun 2018. Hanya saja, Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menilai hal ini masih belum final dan akan disesuaikan dengan kondisi pasar di tahun depan. "Rencana obligasi berkelanjutan kami masih bisa hingga tahun depan, jadi masih ada kemungkinan untuk itu. Sedangkan instrumen lain, kami masih sesuaikan dengan kondisi pasar dan kebutuhan," tandas Parwati kepada Kontan.co.id, Selasa (14/11). Lebih lanjut, pertimbangan OCBC NISP untuk menerbitkan obligasi berkelanjutan antara lain jika penjualan di kuartal IV 2017 sesuai dengan proyeksi. Gambaran saja, berdasarkan publikasi Indo Premier Sekuritas, bank yang terafiliasi dengan OCBC Group ini akan menerbitkan obligasi berkelanjutan II tahap III tahun 2017 senilai Rp 2 triliun. "Dugaan kami (obligasi berkelanjutan) di kisaran Rp 1,5 - 2 triliun. Kami masih melihat kemungkinan issue obligasi maupun Medium Term Notes (MTN) baru," katanya. Sayang, Parwati masih belum dapat merinci besaran target pendanaan tersebut. Selain OCBC, PT Mayapada Internasional Tbk mengatakan tahun depan pihaknya akan kembali menerbitkan subdebt kembali di tahun 2018. Catatan saja, pada awal kuartal II 2017 bank milik taipan ini sudah berencana untuk menerbitkan surat utang subordinasi (subdebt) sebesar Rp 1 triliun. Selain melalui penerbitan subdebt, tahun depan pihaknya juga akan kembali melakukan rights issue guna memperkuat sisi permodalan. Sebelumnya, Bank Mayapada juga sudah melakukan rights issue pada Oktober 2017 lalu dengan target dana mencapai Rp 1 triliun. "Sudah pasti ada rights issue tahun depan, namun nilainya berapa yang masih berproses di pemegang saham," kata Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi. Dus, Hariyono menyebut untuk rencana tahun depan kemungkinan penerbitan subdebt dan rights issue masih akan berada di kisaran Rp 1 triliun. Lantaran, pihak pemegang saham bank bersandi MAYA sudah memberikan lampu hijau terkait hal tersebut. "Menurut saya tahun 2018 tidak akan kurang dari angka-angka itu, dan pemegang saham juga sudah memberikan hints agar tidak kurang dan mungkin bisa lebih besar dari tahun ini," tambahnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News