JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan mengubah batas atas Giro Wajib Minimum (GWM) Loan to Deposit Ratio (LDR) dari 78-100% menjadi 78-92%. Melihat hal tersebut, PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) merasa ketentuan tersebut tak akan membuat pihaknya melakukan pengereman kredit. Padahal, posisi LDR OCBC NISP berada di tingkat 97,99%. "Dengan level rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) kami sekarang, dampaknya belum akan terasa," ucap Direktur Utama OCBC NISP, Parwati Surdaudaja, kepada KONTAN, Kamis, (15/8). Pada akhir Juni, rasio kecukupan modal OCBC NISP tercatat 15,7%. Bank ini pun baru melakukan right issue senilai Rp 3,49 triliun. NISP yakin CAR-nya dapat menginjak tingkat 17% di akhir tahun. Dengan itu, OCBC NISP menargetkan kreditnya mampu tumbuh sekitar 20-21% hingga akhir tahun ini. Semester pertama ini, kredit OCBC NISP tercatat tumbuh 19% dari Rp 47,7 triliun jadi Rp 56,9 triliun. Kemudian, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 12% dari Rp 51,8 triliun menjadi Rp 57,8 triliun. BI pun menaikkan batas GWM sekunder dari 2,5% menjadi 4%. Parwati menyatakan, hal tersebut juga tak akan berpengaruh terhadap pihaknya. Pasalnya, OCBC NISP selalu memelihara tingkat GWM sekunder di atas 10%. Meski begitu, Parwati menyadari ketentuan BI tersebut merupakan sinyal bagi bank untuk lebih berhati-hati dengan kemungkinan memperlambat kredit. "Kebetulan dampak peraturan tersebut bagi OCBC NISP tidak langsung. Karena kondisi kami memang sudah memenuhi peraturan tersebut," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
OCBC NISP klaim ketentuan GWM LDR tak berpengaruh
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan mengubah batas atas Giro Wajib Minimum (GWM) Loan to Deposit Ratio (LDR) dari 78-100% menjadi 78-92%. Melihat hal tersebut, PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) merasa ketentuan tersebut tak akan membuat pihaknya melakukan pengereman kredit. Padahal, posisi LDR OCBC NISP berada di tingkat 97,99%. "Dengan level rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) kami sekarang, dampaknya belum akan terasa," ucap Direktur Utama OCBC NISP, Parwati Surdaudaja, kepada KONTAN, Kamis, (15/8). Pada akhir Juni, rasio kecukupan modal OCBC NISP tercatat 15,7%. Bank ini pun baru melakukan right issue senilai Rp 3,49 triliun. NISP yakin CAR-nya dapat menginjak tingkat 17% di akhir tahun. Dengan itu, OCBC NISP menargetkan kreditnya mampu tumbuh sekitar 20-21% hingga akhir tahun ini. Semester pertama ini, kredit OCBC NISP tercatat tumbuh 19% dari Rp 47,7 triliun jadi Rp 56,9 triliun. Kemudian, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 12% dari Rp 51,8 triliun menjadi Rp 57,8 triliun. BI pun menaikkan batas GWM sekunder dari 2,5% menjadi 4%. Parwati menyatakan, hal tersebut juga tak akan berpengaruh terhadap pihaknya. Pasalnya, OCBC NISP selalu memelihara tingkat GWM sekunder di atas 10%. Meski begitu, Parwati menyadari ketentuan BI tersebut merupakan sinyal bagi bank untuk lebih berhati-hati dengan kemungkinan memperlambat kredit. "Kebetulan dampak peraturan tersebut bagi OCBC NISP tidak langsung. Karena kondisi kami memang sudah memenuhi peraturan tersebut," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News