JAKARTA. Bank OCBC NISP membidik pertumbuhan kredit konsumer sebesar 20% untuk tahun 2014. Pinjaman konsumer terbesar akan mengalir pada segmen kredit pemilikan rumah (KPR), sisanya ke kredit otomotif dan joint financing melalui multifinance. Dwidadi Sugito, Secured Loan Division Head Bank OCBC NISP, porsi kredit KPR masih menjadi prioritas yakni 95% terhadap total kredit konsumer, karena segmen ini masih bisa tumbuh dibandingkan yang lain."Kami akan membentuk developer fokus untuk mendongkrak pertumbuhan KPR," katanya. Adapun, pihaknya akan bekerjasama dengan 50 developer dengan program variasi bunga KPR, seperti bunga fix rate 10,69% untuk tiga tahun, kemudian bunga floating rate 13,75%. Program bunga KPR dengan bunga JIBOR+3,5% diperhitungkan dengan bunga JIBOR rupiah pada akhir bunga, serta program KPR dengan jangka waktu selama 25 tahun.Dwidadi menambahkan, khusus KPR diproyeksikan tumbuh 20% pada tahun 2014 atau lebih tinggi dibandingkan dengan realiasi pertumbuhan tahun lalu sebesar 12%. Adapun, nilai kredit KPR ditargetkan mencapai Rp 15 triliun pada akhir tahun 2014, dari realisasi KPR sebesar Rp 11,5 triliun pada akhir tahun 2013. Pinjaman kredit akan mengalir 60% untuk rumah besar, dan 40% untuk rumah baru. "Kami akan mendorong pembiayaan pada rumah bekas," ucap Dwidadi.Sedangkan pertumbuhan kredit untuk otomotif dan join financing diproyeksikan tidak akan tumbuh besar, misalnya tumbuh di bawah 5% saja sudah bagus, karena persaingan pembiayaan ke kendaraan motor sangat ketat. Dwidadi menambahkan, untuk meningkatkan pertumbuhan kredit otomotif pada join financing, pihaknya akan bekerjasama dengan 3 sampai 4 perusahaan. "Tahun lalu saja pencairan kredit otomotif hanya Rp 80 miliar, dari pencairan kredit Rp 400 miliar pada tahun 2012," ucapnya.Adapun, bank milik investor Singapura ini tetap fokus membiayai kredit kendaraan untuk roda empat, mobil baru dan tidak ada refinancing. Pasalnya, sudah banyak bank yang melakukan pembiayaan kendaraan untuk mobil bekas. Namun, kedepan, perusahaan masih membuka peluang untuk membiayai mobil bekas jika pertumbuhan kredit otomotif sudah tumbuh pesat. "Pembiayaan kredit yang rendah itu membuat rasio NPL untuk kredit otomotif rendah," ucapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
OCBC NISP membidik kredit konsumer 20%
JAKARTA. Bank OCBC NISP membidik pertumbuhan kredit konsumer sebesar 20% untuk tahun 2014. Pinjaman konsumer terbesar akan mengalir pada segmen kredit pemilikan rumah (KPR), sisanya ke kredit otomotif dan joint financing melalui multifinance. Dwidadi Sugito, Secured Loan Division Head Bank OCBC NISP, porsi kredit KPR masih menjadi prioritas yakni 95% terhadap total kredit konsumer, karena segmen ini masih bisa tumbuh dibandingkan yang lain."Kami akan membentuk developer fokus untuk mendongkrak pertumbuhan KPR," katanya. Adapun, pihaknya akan bekerjasama dengan 50 developer dengan program variasi bunga KPR, seperti bunga fix rate 10,69% untuk tiga tahun, kemudian bunga floating rate 13,75%. Program bunga KPR dengan bunga JIBOR+3,5% diperhitungkan dengan bunga JIBOR rupiah pada akhir bunga, serta program KPR dengan jangka waktu selama 25 tahun.Dwidadi menambahkan, khusus KPR diproyeksikan tumbuh 20% pada tahun 2014 atau lebih tinggi dibandingkan dengan realiasi pertumbuhan tahun lalu sebesar 12%. Adapun, nilai kredit KPR ditargetkan mencapai Rp 15 triliun pada akhir tahun 2014, dari realisasi KPR sebesar Rp 11,5 triliun pada akhir tahun 2013. Pinjaman kredit akan mengalir 60% untuk rumah besar, dan 40% untuk rumah baru. "Kami akan mendorong pembiayaan pada rumah bekas," ucap Dwidadi.Sedangkan pertumbuhan kredit untuk otomotif dan join financing diproyeksikan tidak akan tumbuh besar, misalnya tumbuh di bawah 5% saja sudah bagus, karena persaingan pembiayaan ke kendaraan motor sangat ketat. Dwidadi menambahkan, untuk meningkatkan pertumbuhan kredit otomotif pada join financing, pihaknya akan bekerjasama dengan 3 sampai 4 perusahaan. "Tahun lalu saja pencairan kredit otomotif hanya Rp 80 miliar, dari pencairan kredit Rp 400 miliar pada tahun 2012," ucapnya.Adapun, bank milik investor Singapura ini tetap fokus membiayai kredit kendaraan untuk roda empat, mobil baru dan tidak ada refinancing. Pasalnya, sudah banyak bank yang melakukan pembiayaan kendaraan untuk mobil bekas. Namun, kedepan, perusahaan masih membuka peluang untuk membiayai mobil bekas jika pertumbuhan kredit otomotif sudah tumbuh pesat. "Pembiayaan kredit yang rendah itu membuat rasio NPL untuk kredit otomotif rendah," ucapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News