JAKARTA. Modal kuat jelas menjadi bekal bagi bank bisa berekspansi lebih giat. Permodalan juga perlu ditambah saat bank agresif menyalurkan kredit agar rasio kecukupan modal tak tergerus. Ini pula yang mendasari Bank OCBC NISP menggelar penawaran umum terbatas alias rights issue VII. Setelah dikurangi biaya emisi, Bank OCBC NISP meraup dana segar sebesar Rp 3,5 triliun dari aksi penjualan saham baru tersebut. Meski kondisi pasar modal sedang tak kondusif, aksi korporasi yang digelar Bank OCBC NISP mendapat respons positif dari pemegang saham. Malah, penawaran umum terbatas mengalami kelebihan kelebihan permintaan alias oversubscribed sebesar 8%.
Setelah proses rights issue berakhir, komposisi pemegang saham OCBC NISP per 25 November 2013 tidak berubah. OCBC Group tetap mendekap kepemilikan 85,08%. Sementara pemegang saham publik dengan kepemilikan di bawah 5% tetap memiliki 14,92%. ”Di tengah kondisi perekonomian saat ini, kami menyampaikan penghargaan yang setingi-tingginya kepada para pemegang saham yang selalu memberikan kepercayaan yang besar serta dukungan yang kuat kepada Bank OCBC NISP," kata Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja. Hasil perolehan rights issue akan memperkuat struktur permodalan Bank OCBC NISP. Parwati berharap, struktur modal yang kuat bisa mendukung pertumbuhan bisnis semakin baik. Dengan dana hasil rights issue sejumlah Rp 3,5 triliun tersebut, rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) Bank OCBC NISP akan berada di atas 17% pada akhir tahun 2013. Per September 2013, CAR Bank OCBC NISP berada di level 14,9%