JAKARTA. Bank OCBC NISP telah melakukan melakukan migrasi sistem operasi komputer dalam operasional perbankan sejak dua tahun terakhir. Migrasi tersebut memang dilakukan secara bertahap.Menurut Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC NISP, sejak tahun 2012 telah menjalankan program penggantian operating system ke Windows 7 secara bertahap. "Ini dilakukan karena kami menggunakan sistem sewa, sehingga baru setiap jatuh tempo, bisa di upgrade dengan yang sistem terbarunya," kata Parwati saat dihubungi KONTAN, Selasa (13/5).Ia memperkirakan migrasi ini seluruhnya akan bisa selesai di tahun ini. Mengenai biaya yang harus dikeluarkan demi migrasi ini, OCBC telah mempunyai license agreement dengan Microsoft. "Jadi penggantian tersebut sudah termasuk dalam anggaran tahunan kami," ujar Parwati.Namun Parwati membantah migrasi ini disebabkan Windows XP lebih mudah di retas. Melainkan karena komitmen dengan Microsoft untuk selalu melakukan update. Jika ini dilanggar dan terjadi penghentian support oleh Microsoft, maka dikhawatirkan jika ditemukan security flaw baru pada XP, akan membawa masalah bagi pemakainya karena tidak ada update dari Microsoft. "Tapi pada praktiknya Microsoft masih mensupport meskipun terbatas, mengingat masih tingginya jumlah pengguna Windows XP di dunia (dan lambatnya migrasi ke Windows 8)," pungkas Parwati.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
OCBC NISP migrasi ke Windows 7 secara bertahap
JAKARTA. Bank OCBC NISP telah melakukan melakukan migrasi sistem operasi komputer dalam operasional perbankan sejak dua tahun terakhir. Migrasi tersebut memang dilakukan secara bertahap.Menurut Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC NISP, sejak tahun 2012 telah menjalankan program penggantian operating system ke Windows 7 secara bertahap. "Ini dilakukan karena kami menggunakan sistem sewa, sehingga baru setiap jatuh tempo, bisa di upgrade dengan yang sistem terbarunya," kata Parwati saat dihubungi KONTAN, Selasa (13/5).Ia memperkirakan migrasi ini seluruhnya akan bisa selesai di tahun ini. Mengenai biaya yang harus dikeluarkan demi migrasi ini, OCBC telah mempunyai license agreement dengan Microsoft. "Jadi penggantian tersebut sudah termasuk dalam anggaran tahunan kami," ujar Parwati.Namun Parwati membantah migrasi ini disebabkan Windows XP lebih mudah di retas. Melainkan karena komitmen dengan Microsoft untuk selalu melakukan update. Jika ini dilanggar dan terjadi penghentian support oleh Microsoft, maka dikhawatirkan jika ditemukan security flaw baru pada XP, akan membawa masalah bagi pemakainya karena tidak ada update dari Microsoft. "Tapi pada praktiknya Microsoft masih mensupport meskipun terbatas, mengingat masih tingginya jumlah pengguna Windows XP di dunia (dan lambatnya migrasi ke Windows 8)," pungkas Parwati.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News