JAKARTA. PT Bank OCBC NISP melakukan aksi korporasi berupa right issue VII. Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, dalam aksi korporasi ini perseroan melepas 2,92 miliar unit saham biasa atas nama dengan nominal Rp 125 setiap saham, dengan harga Rp 1.200 per saham.Total right issue ini adalah sebesar Rp 3,5 triliun. Parwati mengungkapkan, right issue ini memberikan rasio 500:171, di mana setiap pemegang saham yang tercatat dalam pemegang saham perseroan pada 11 November 2013 yang memiliki saham dengan nilai nominal Rp 125, mempunyai 171 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) untuk membeli sebanyak 171 saham baru dengan harga Rp 1.200 per unit saham dan dibayar penuh pada saat pengajuan pemesanan pembelian saham."Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham biasa baru yang ditawarkan dalam right VII ini sesuai dengan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya atau terdelusi sampai dengan maksimum 25,5%," ujar Parwati dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB) yang digelar di Gedung OCBC NISP, Jakarta, Selasa (29/10).Parwati menuturkan, right issue VII ini telah mendapat persetujuan dari pemegang saham melalui RUPS LB. Tujuan dilakukannya right issue ini adalah untuk memperkuat struktur permodalan perseroan. Menurut Parwati, setelah dikurangi biaya emisi, maka dana yang diperoleh dari hasil right issue ini akan digunakan untuk mengembangkan bisnis dan memperluas pertumbuhan usaha dalam bentuk pemberian kredit."Kami menargetkan semua dapat selesai sebelum akhir November. Kami berharap, secara umum aksi korporasi ini bisa untuk meningkatkan animo pasar modal Indonesia," tutur Parwati.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
OCBC NISP right issue Rp 3,5 triliun
JAKARTA. PT Bank OCBC NISP melakukan aksi korporasi berupa right issue VII. Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, dalam aksi korporasi ini perseroan melepas 2,92 miliar unit saham biasa atas nama dengan nominal Rp 125 setiap saham, dengan harga Rp 1.200 per saham.Total right issue ini adalah sebesar Rp 3,5 triliun. Parwati mengungkapkan, right issue ini memberikan rasio 500:171, di mana setiap pemegang saham yang tercatat dalam pemegang saham perseroan pada 11 November 2013 yang memiliki saham dengan nilai nominal Rp 125, mempunyai 171 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) untuk membeli sebanyak 171 saham baru dengan harga Rp 1.200 per unit saham dan dibayar penuh pada saat pengajuan pemesanan pembelian saham."Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham biasa baru yang ditawarkan dalam right VII ini sesuai dengan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya atau terdelusi sampai dengan maksimum 25,5%," ujar Parwati dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB) yang digelar di Gedung OCBC NISP, Jakarta, Selasa (29/10).Parwati menuturkan, right issue VII ini telah mendapat persetujuan dari pemegang saham melalui RUPS LB. Tujuan dilakukannya right issue ini adalah untuk memperkuat struktur permodalan perseroan. Menurut Parwati, setelah dikurangi biaya emisi, maka dana yang diperoleh dari hasil right issue ini akan digunakan untuk mengembangkan bisnis dan memperluas pertumbuhan usaha dalam bentuk pemberian kredit."Kami menargetkan semua dapat selesai sebelum akhir November. Kami berharap, secara umum aksi korporasi ini bisa untuk meningkatkan animo pasar modal Indonesia," tutur Parwati.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News