OCBC NISP targetkan kredit pertambangan naik 15%



JAKARTA. Bank OCBC NISP menargetkan pertumbuhan kredit di sektor pertambangan sebesar 10% - 15% pada tahun ini. Fokus peningkatan penyaluran kredit diberikan pada debitur lama.Menurut Parwati Surjaudaya, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, saat ini realisasi kucuran kredit pertambangan serta realisasi tingkat pertumbuhannya tidak setinggi kredit di sektor perdagangan dan industri pengolahan. "Penyebab utamanya antara lain adalah belum pulihnya harga komoditas dunia terutama batubara," kata Parwati pada KONTAN, belum lama ini.Berdasarkan laporan keuangan OCBC NISP di akhir tahun lalu, kredit di sektor agrikultur dan pertambangan hanya 6% dari total kredit OCBC yang mencapai Rp 63,96 triliun. Adanya regulasi pemerintah terkait dengan larangan ekspor bahan mentah juga mempengaruhi lambatnya perkembangan kredit di sektor ini."Tahun ini kami lebih fokus pada debitur yang sudah ada. Sedangkan kredit pertambangan untuk debitur baru dapat dipertimbangkan namun dengan lebih selektif," pungkas Parwati.Kecilnya realisasi kredit pertambangan OCBC ternyata mencerminkan tren yang sama di industri perbankan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Januari 2014, volume kredit yang disalurkan di sektor pertambangan dan penggalian dari bank umum mencapai Rp 121,45 triliun. Hanya tumbuh 15,65% year on year (YoY). Realisasi kredit di sektor pertambangan dan penggalian pada Januari 2013 mencapai Rp 105,01 triliun.Pencapaian ini jelas jauh lebih kecil dibanding realisasi volume maupun pertumbuhan kredit di sektor perdagangan besar dan ritel. Hingga Januari 2014, volume kredit yang disalurkan di sektor perdagangan besar dan ritel dari bank umum mencapai Rp 631,95 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 29,95% secara YoY mengingat realisasi kredit sektor perdagangan besar dan ritel di Januari 2013 mencapai Rp 486,27 triliun.Begitu pula dengan penyaluran kredit bank umum di industri pengolahan. Hingga Januari 2014, volume kredit yang disalurkan di sektor industri pengolahan telah mencapai Rp 574,79 triliun. Tumbuh sebesar 29,72% secara YoY mengingat realisasi kredit di sektor industri pengolahan di Januari 2013 mencapai Rp 443,07 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia