KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah dunia yang kian kompleks keterampilan sosial emosional di dunia pendidikan ternyata diperlukan. Yakni seperti empati, kreativitas, serta kegigihan dalam menggapai sesuatu. Untuk itu Bakti Pendidikan Djarum Foundation bersama Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) meluncurkan temuan survei global social emotional skills atau keterampilan sosial dan emosional (SSES). Survei OECD merupakan upaya untuk mendokumentasikan keterampilan sosial emosional siswa, serta kondisi dan praktik yang mendukung pengembangannya.
Survei melibatkan lebih dari 70.000 siswa berusia 10 dan 15 tahun di 16 lokasi global. Diantaranya dari Helsinki (Finlandia), Gunma (Jepang) dan Delhi (India). Sedangkan dari Indonesia diwakili oleh para siswa yang ada di Kudus, Jawa Tengah. “Keterampilan sosial emosional merupakan bekal penting yang membuat kita menjadi lebih manusia di tengah gempuran teknologi, seperti
artificial intelligence. Meningkatnya keterampilan sosial emosional juga akan mengatrol sosial ekonomi yang akan terus meningkatkan keterampilan para siswa,” ungkap Andreas Schleicher, Direktur Pendidikan dan Keterampilan OECD di SD Masehi, Kudus di keterangan, Miinggu (8/12).
Baca Juga: Prabowo Sebut Pendidikan Menjadi Prioritas Utama Pemerintahannya Beberapa temuan utama dalam survei keterampilan sosial dan emosioonal (SES) OECD meliputi kunci keberhasilan holistik. Kemudian keterampilan sosial dan emosional siswa merupakan hal signifikan terhadap nilai sekolah, kesehatan, dan kesejahteraan. Temuan lainnya adalah penurunan kreativitas dan rasa ingin tahu di masa remaja. Keterampilan ini menurun secara signifikan pada siswa usia 15 tahun dibandingkan dengan siswa usia 10 tahun, terutama di kota-kota Asia. Hasil lainnya adalah adanya komitmen kuat pendidik Indonesia. Di antara semua lokasi, pendidik di Kudus menunjukkan konsistensi tertinggi dalam mengintegrasikan keterampilan sosial emosional lintas mata pelajaran.
Kemudian penciptaan lingkungan sekolah aman untuk keberhasilan siswa. Hal perundungan masih menjadi kekhawatiran yang signifikan di semua lokasi termasuk di Kudus. Selanjutnya adanya pemberian umpan balik positif ke siswa: Siswa yang menerima lebih banyak umpan balik guru memiliki keterampilan sosial dan emosional yang lebih tinggi. Koordinator Nasional Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Ananto Kusuma Seta mengapresiasi temuan survei OECD, yang dinilai tepat waktu dan selaras dengan arah kebijakan pemerintah ntuk meningkatkan keterampilan sosial emosional siswa, dengan konsep pembelajaran yang
mindful,
meaningful, dan
joyful. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon