KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak ekonomi global sepanjang 2018 membuat negara-negara berkembang alias emerging market mengalami tekanan arus modal terutama dana asing di portofolio. Kondisi tersebut membuat Bank Indonesia (BI), Bank of Thailand (BoT), Bank Negara Malaysia (BNM) dan Banko Sentral ng Pilipinas (BSP) mengusulkan kebijakan yang bisa dijadikan referensi bagi ASEAN dalam mengatur lalu lintas modal. Usulan tersebut ada dalam policy paper berjudul Capital Account Safeguard Measures in The ASEAN Context. Ada tiga poin pandangan yang disampaikan oleh ke-empat bank sentral tersebut yang umumnya berbeda dari pandangan lembaga internasional seperti IMF dan OECD.
OECD: Sebenarnya tantangan yang cukup berat adalah kehadiran e-commerce dan fintech
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak ekonomi global sepanjang 2018 membuat negara-negara berkembang alias emerging market mengalami tekanan arus modal terutama dana asing di portofolio. Kondisi tersebut membuat Bank Indonesia (BI), Bank of Thailand (BoT), Bank Negara Malaysia (BNM) dan Banko Sentral ng Pilipinas (BSP) mengusulkan kebijakan yang bisa dijadikan referensi bagi ASEAN dalam mengatur lalu lintas modal. Usulan tersebut ada dalam policy paper berjudul Capital Account Safeguard Measures in The ASEAN Context. Ada tiga poin pandangan yang disampaikan oleh ke-empat bank sentral tersebut yang umumnya berbeda dari pandangan lembaga internasional seperti IMF dan OECD.