Ogah keluar dari bursa, INVS restrukturisasi utang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) keberatan atas perintah delisting yang diberikan oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) per 22 September 2017. Sebelumnya, melalui pernyataan resminya, BEI akan mengeluarkan paksa INVS dari bursa pada 23 Oktober 2017.

Namun manajemen INVS meminta BEI mengurungkan niatnya. Kepada otoritas BEI, INVS telah menyampaikan laporan keuangan tahun 2014 pada 30 September 2017 dan berjanji menyampaikan laporan keuangan tahun 2015 dan 2016 paling lambat pada 6 Oktober 2017.

"Besar harapan kami, agar Bursa membatalkan isi yang terkandung didalam Pemberitahuan Bursa yaitu penghapusan pencatatan efek (delisting) dan memberikan kesempatan kepada pengurus untuk menyelesaikan seluruh kewajibannya, " tulis Direktur INVS, Pantur Silaban, dalam keterbukaan informasi di BEI, Rabu (4/10).


INVS mengatakan, penundaan penyampaian laporan keuangan tahun 2014, 2015 dan 2016 disebabkan adanya perubahan manajemen INVS pada 7 Maret 2017.

Selain merampungkan laporan keuangan, INVS melaporkan sejumlah rencana ke depan. Saat ini, manajemen melakukan restrukturisasi utang. Nilai total utang usaha INVS mencapai Rp 725 miliar. Perinciannya, utang bank Rp 303 miliar dan pinjaman di luar bank Rp 422 miliar.

Pinjaman di luar bank masuk dalam rencana restrukturisasi yang diusulkan menggunakan skema debt-to-equity swap. Setelah restrukturisasi, dengan ketentuan debt-to-equity swap disetujui, maka utang kepada kreditur akan menjadi Rp 303 miliar, dan lebih dari Rp 200 miliar dapat dijamin dengan aset.

INVS juga melaporkan rencana bisnis ke depan, yakni di bidang pelayaran, pembangkit listrik dan jalan tol. Di sektor pelayaran, anak usaha INVS, yakni PT Cakra Daya Energy, telah meneken kerjasama strategis dengan PT Pelayaran Kanaka Dwimitra Manunggal pada 25 September 2017. Kerjasama itu untuk mengoperasikan dua unit kapal well test barge (WTB).

Manajemen INVS juga bernegosiasi dengan calon investor untuk berpartisipasi di proyek jalan tol ruas Krian Legundi Bunder Manyar (KLBM), yang dikelola konsorsium Waskita Toll Road. INVS ingin menerbitkan medium term notes (MTN) dan convertible bond (CB) untuk mengakuisisi dan membiayai proyek tersebut.

"Kegiatan penggalangan dana terus berjalan, dengan target MTN Rp 1,5 triliun sebagai ekuitas proyek, dan Rp 8 triliun convertible bonds serta pinjaman bank untuk pembangunan jalan tol KLBM," ungkap Pantur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini