OJK: Belum bisa dinilai apakah buyback efektif di pasar



KONTAN.CO.ID - PADANG. Pasar keuangan global tertekan dalam beberapa pekan terakhir ini. Harga minyak sempat merosot hingga 25% dalam sehari dan pekan ini mencetak penurunan terburuk sejak krisis finansial.

Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II OJK Fahri Hilmi mengatakan, anjloknya pasar modal disebabkan oleh tiga hal utama, yakni pandemik virus corona, penurunan harga minyak, dan pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate sebesar 50 basis point (bps).

Baca Juga: Medco Energi (MEDC) menyiapkan US$ 3 juta untuk buyback saham


Fahri menyebutkan, World Health Organization (WHO) mengklaim corona merupakan suatu penyakit yang menyebar secara global, bukan hanya dalam bidang kesehatan. Lockdown yang terjadi secara global untuk membatasi penyebaran virus corona menyebabkan aktivitas bisnis terhenti di berbagai negara, termasuk Indonesia. "Pandemik corona punya dampak besar, sehingga semua aspek ekonomi tidak bisa diisolasi walau hanya di Indonesia,” Kata Fahri.

Lebih lanjut ia menambahkan, harga minyak pun turut menjadi faktor utama dalam jatuhnya pasar modal. Penurunan harga minyak terjadi setelah Arab Saudi dan Rusia perang harga minyak. Kedua negara tidak sepakat dalam pemangkasan produksi ketika pertemuan OPEC+ pekan lalu. Alhasil, Arab Saudi berniat menaikkan produksi minyak mulai bulan depan.

Baca Juga: Buyback saham, Ace Hardware (ACES) siapkan dana hingga Rp 70 juta

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok setelah pemerintah mengumumkan kasus virus corona. Otoritas pasar modal telah merilis sejumlah kebijakan untuk menahan kejatuhan pasar, seperti aturan buyback tanpa harus melalui rapat umum pemegang saham (RUPS).

OJK dan BEI pun membatasi penurunan harga (auto rejection bawah) saham maksimal 7% per hari. OJK pun menetapkan trading halt jika IHSG turun lebih dari 5%.

Fahri mengatakan, buyback saham ini sifatnya terbuka. “OJK hanya memastikan perusahaan tersebut menyampaikan buyback-nya,” tambah Fahri.

Baca Juga: IHSG masih terinfeksi corona, bagaimana proyeksi pekan depan?

Sejak kelonggaran buyback, sejumlah emiten telah menyampaikan minat dalam keterbukaan informasi di BEI. Bahkan, sejumlah emiten telah memulai periode buyback dalam dua hari perdagangan terakhir pekan ini. “Saya tidak bisa menilai buyback efektif atau sebaliknya, hanya saja dalam waktu dua hari dibuka sudah ada beberapa perusahaan yang mendaftar,” kata Fahri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati