KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan surat imbauan kepada Kelompok Bank Bermodal Inti (KBMI) 1 dengan modal inti di antara Rp 3 triliun hingga Rp 6 triliun, untuk naik kelas atau berkonsolidasi. Dalam hal ini, OJK akan menghilangkan Kelompok Bank KBMI 1. Dengan adanya penyesuaian tersebut, nantinya cuma akan ada tiga kelompok bank. Hanya saja, kewajiban ini nantinya tidak berlaku bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD). Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae bilang perampingan menjadi tiga kelompok bank ini lebih diarahkan untuk konsolidasi dalam hal ini merger dan akuisisi. Dian bilang upaya ini tak sekadar meningkatkan modal inti, tapi juga mengurangi jumlah bank di Indonesia.
Baca Juga: Aksi Merger Asuransi Berpotensi Marak, Praktik Due Diligence Mesti Diperkuat Dian bilang tantangan perekonomian nasional dan disrupsi teknologi pada akhirnya mengharuskan semua bank memperkuat diri dalam segala hal. Dus, ia menilai kolaborasi melalui konsolidasi merupakan alternatif terbaik. Untuk awalan, Dian bilang pihaknya melakukan pendekatan yang lebih persuasif. Dalam hal ini, OJK sudah mengirimkan surat kepada seluruh bank di KBMI 1 untuk mulai mengeksplor kemungkinan-kemungkinan konsolidasi. Rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menghapus kategori KBMI 1 dan mendorong naik ke KBMI 2, mulai memantik reaksi pasar. Investor menilai kebijakan ini berpotensi mengubah peta persaingan sekaligus membuka peluang aksi korporasi baru di industri perbankan. Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai, langkah ini akan menjadi katalis penting bagi saham-saham bank kecil, meskipun risikonya juga sangat besar Menurut Wafi, pergerakan saham bank-bank di jajaran KBMI 1 sepanjang 2025 menunjukkan performa yang mixed, namun secara keseluruhan berada dalam tren penguatan.
Baca Juga: Outstanding Pembiayaan CNAF Cabang Medan Capai Rp269 Miliar per November 2025 “Tahun ini saham-saham KBMI 1 cenderung menguat karena ekspektasi pasar bahwa bank kecil akan ‘dipaksa’ naik kelas. Market sudah mem-price in potensi konsolidasi dan aksi korporasi,” ujar Wafi kepada kontan.co.id, Kamis (4/12). Saham-saham seperti Bank Oke Indonesia (DNAR), Bank China Construction (MCOR), Bank Neo Commerce (BBYB), Bank Panin Syariah (PNBS), Bank Raya (AGRO), hingga Bank Jago (ARTO) sempat mencatat reli kuat. Namun volatilitasnya juga sangat tinggi seiring spekulasi pasar terhadap kebutuhan penambahan modal. Ke depan, prospek saham KBMI 1 dinilai tetap positif jika pemerintah benar-benar mendorong mereka agar naik kelas. “Arahan OJK untuk naik ke KBMI 2 membuat pasar berekspektasi akan ada tambahan modal, strategic partner baru, hingga penguatan bisnis digital. Tapi risikonya besar—kalau gagal tambah modal, saham bisa drop cepat,” ungkap Wafi. Untuk saat ini, Wafi menyarankan strategi trading dibandingkan investasi jangka panjang.
Baca Juga: BI Prediksi Pembayaran Digital Makin Masif hingga 2027, Begini Strateginya “Strateginya trading saja. Momentum saham-saham KBMI 1 masih didorong sentimen regulasi dan aksi korporasi, bukan kinerja fundamental,” jelasnya. Wafi pun merekomendasikan saham
ARTO karena momentum teknikal masih kuat, ekspektasi sinergi ekosistem digital dengan target Rp 2.200. Selain itu,
AGRO karena ekspektasi aksi korporasi lanjutan dari BRI Group
dengan target Rp 350 per saham, dan
BBYB karena sentimen kebangkitan fintech/digital banking
dengan target saham Rp 500 per saham.
Kontan telah merangkum, setidaknya ada 34 bank yang masuk kedalam KBMI 1, berikut daftarnya:
- PT Bank BCA Syariah
- PT Super Bank Indonesia (Superbank)
- PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU)
- PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC)
- PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA)
- PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA)
- PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP)
- PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC)
- PT Bank Sahabat Sampoerna
- PT Bank Multiarta Sentosa
- PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD)
- PT Bank Mestika Dharma Tbk (BBMD)
- PT Bank Shinhan Indonesia
- PT Bank Ganesha Tbk (BGTG)
- PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW)
- PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO)
- PT Bank SBI Indonesia
- PT Bank Mega Syariah
- PT Bank Index Selindo
- PT Bank Hibank Indonesia
- PT Bank Resona Perdania
- PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS)
- PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK)
- PT Bank CTBC Indonesia
- PT Bank Nano Syariah
- PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI)
- PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB)
- PT Bank Digital BCA
- PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS)
- PT Bank KB Bukopin Syariah
- PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR)
- PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR)
- PT Bank Victoria International Tbk (BVIC)
- PT Bank China Construction (MCOR)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News