OJK Beri Insentif Kendaraan Ramah Lingkungan, Begini Tanggapan Multifinance



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut mendukung program percepatan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang dicanangkan oleh pemerintah.

Salah satu insentif yang diberikan oleh OJK menyasar pada sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Di sektor IKNB, insentif diberikan pada industri pembiayaan (multifinance) dan industri asuransi. Kedua sektor memang erat kaitannya dengan kendaraan ramah lingkungan.

Secara rinci, insentif untuk perusahaan pembiayaan yang pertama ialah pemberian relaksasi bobot risiko Aset Yang Disesuaikan menjadi 50% untuk penyaluran dana kepada nasabah dalam rangka produksi dan konsumsi KBLBB.


Selanjutnya, uang muka untuk pembelian KBLBB dapat diterapkan paling rendah sebesar 0% dari harga jual kendaraan yang bersangkutan. Asalkan, tetap memenuhi ketentuan dalam POJK 35/2018 dan POJK 10/2019.

Baca Juga: Perbankan Siap Optimalkan Pembiayaan Ekosistem Kendaraan Listrik

Lebih lanjut, penilaian kualitas pembiayaan untuk pembelian KBLBB dan/atau pengembangan industri hulu dari KBLBB dengan plafon sampai dengan Rp 5 miliar dapat hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan/atau margin/bagi hasil/ujrah sesuai POJK 35/2018 dan POJK 10/2019. 

Direktur Hubungan Masyarakat OJK Darmansyah menyampaikan, insentif ini berlaku untuk pembiayaan yang dibukukan terhitung sejak 18 November 2022 sampai dengan 31 Desember 2023.

"Penyediaan dana kepada debitur dengan tujuan pembelian KBLBB dan/atau pengembangan industri hulu dari KBLBB dapat dikategorikan sebagai pemenuhan ketentuan penerapan keuangan berkelanjutan sebagaimana diatur dalam POJK 51/2017," jelas Darmansyah.

Dari sisi pemain multifinance, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (Clipan Finance) menyambut positif kabar insentif dari OJK untuk mendorong percepatan KBLBB.

Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo menilai, insentif ini menjadi stimulus pertumbuhan kendaraan motor, khususnya kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Harjanto memandang, guyuran insentif ini akan positif bagi industri multifinance, pertumbuhan kendaraan listrik menjadi tambahan bagi pertumbuhan pembiayaan multifinance.

"Kami juga sudah melakukan mitigasi risiko dengan baik," kata Harjanto saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (4/12).

Adapun, Harjanto membeberkan tantangan bagi industri multifinance ke depan antara lain, belum semua pemain EV mempunyai pabrik di Indonesia.

"Karena secara mitigasi risiko, komitmen produsen EV dengan membuka pabriknya di Indonesia lebih menjamin kualitas produk dan layanannya," sambungnya.

Tantangan lain, kata Harjanto, seperti ketersediaan charger station belum banyak tersedia, belum adanya informasi dari APM atau agen pemegang merek terkait komitmen supporting penjualan kendaraan bekas EV seperti apa.

Selain itu, Harjanto memandang bahwa varian kendaraan EV saat ini lebih banyak ke model Sedan dan Cross Over, untuk varian SUV dan MPV masih belum tersedia.

Baca Juga: Jaga Kualitas Aset, BRI Finance Targetkan NPF di Bawah Level 2,5%

"Padahal, kebutuhan masyarakat di Indonesia terhadap SUV dan MPV lebih tinggi dari Sedan," tandasnya.

Senada, Executive Board Indomobil Finance Gunawan Effendi menyambut baik insentif pembiayaan listrik. Menurutnya, langkah ini untuk mempercepat migrasi dari kendaraan berbahan bakar fosil ke yang lebih ramah lingkungan.

Gunawan menjelaskan, beberapa hal yang menjadi kajian dalam memberikan pembiayaan kendaraan listrik di antaranya ialah harga kendaraan listrik yang relatif masih tinggi, seharga di atas 600 juta.

"Padahal, market terbesar penjualan kendaraan berada di kisaran harga 200 sampai dengan 300 juta," ujar Gunawan saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (4/12).

Senada dengan pemain multifinance lain, belum banyak tersedianya stasiun pengisian kendaraan listrik menjadi tantangan tersendiri untuk pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia.

"Sehingga mobilitas kendaraan listrik ke luar kota di atas 300 km masih akan terbatas," imbuhnya.

Gunawan menambahkan, nilai jual kembali kendaraan listrik bekas pakai yang belum banyak tersedia, padahal informasi ini cukup penting dalam penentuan uang muka pembiayaan dan memitigasi resiko kredit.

Gunawan berharap, semoga ke depannya teknologi baterai untuk kendaraan listrik akan semakin maju, sehingga dapat menyediakan jarak tempuh yang lebih jauh dan hambatan pengisian daya menjadi semakin minimal.

Sementara itu, Presiden Direktur BCA Finance Romi Haslim mengaku insentif OJK sangat bagus untuk industri multifinance dan BCA Finance siap untuk membiayai KLBB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi