Suku bunga KUR 2017 tetap 9%



JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian koordinator bidang perekonomian menyatakan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) tahun 2017 tetap sebesar 9%.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, selain bunga KUR tetap dipatok 9%, pemerintah juga menaikkan plafon menjadi Rp 110 triliun dari sebelumnya Rp 100 triliun.

Muliaman menambahkan, Kemenko Perekonomian juga meminta agar industri jasa keuangan khususnya perbankan yang ditunjuk sebagai penyalur KUR untuk mengalokasikan penyaluran ke sektor produktif. “Sektor produksi yang tahun lalu cuma 17%, kita minta sekarang 40%,” ujar Muliaman usai rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (20/1).


Direktur Retail Banking PT Bank Mandiri Tbk Tardi mengatakan, tahun ini, pihaknya tidak menambah plafon penyaluran KUR. “Masih tetap Rp 13 triliun, mikro Rp 4 triliun sisanya retail dan sedikit di TKI,” ujar Tardi. Tahun lalu, bank pelat merah ini telah menyalurkan KUR ke sektor produksi sebesar 23%.

Sementara, Direktur Mikro PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Mohammad Irfan menyebut, pihaknya mendapatkan kenaikan plafon penyaluran KUR sebesar 3%.

Selain itu, tahun ini BRI akan berusaha menyasar penyaluran KUR ke sektor produksi sesuai permintaan pemerintah. “Tahun lalu KUR ke sektor produksi sekitar 25%, tahun ini diusahakan lebih,” tuturnya.

Asal tahu saja, sepanjang tahun 2016, penyaluran KUR mencapai Rp 94,37 triliun kepada 4,36 juta debitur. Mayoritas KUR ada di segmen mikro sebanyak Rp 65,57 triliun, lalu ritel Rp 28,62 triliun dan KUR TKI sebesar Rp 170 miliar.

Penyaluran KUR melibatkan 32 lembaga penyalur dengan realisasi mencapai 94,4%. Adapun, realisasi penyaluran KUR hingga 31 Desember 2016 berdasarkan sektor ekonomi antara lain perdagangan 66%, pertanian 17%, industri pengolahan 4%, perikanan 1,5%, jasa 10,5% dan sektor penempatan TKI 0,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini