OJK Catat Penyaluran Pembiayaan Alat Berat Rp 44,49 Triliun per November 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pembiayaan alat berat per November 2024 sebesar Rp 44,49 triliun. 

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan nilai itu meningkat sebesar 5,43%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. 

"Peningkatan tersebut antara lain seiring dengan kebutuhan pembiayaan alat berat melalui perusahaan pembiayaan," ucapnya dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Kamis (9/1).


Baca Juga: Ada Pajak Alat Berat dan PPN 12%, Prospek Industri Alat Berat Nasional Makin Suram

Sementara itu, sejumlah perusahaan multifinance memproyeksikan pembiayaan alat berat akan terus meningkat ke depannya. 

Misalnya, perusahaan pembiayaan PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) menilai adanya sektor konstruksi yang tetap tumbuh, didukung oleh belanja modal dari pemerintah dan penanaman modal asing, akan ikut mengerek pembiayaan alat berat.

"Oleh karena itu, CSUL Finance berharap penyaluran pembiayaan alat berat bisa tumbuh sebesar 5%-10% pada 2025," ungkap Direktur Utama CSUL Finance Suwandi Wiratno kepada Kontan beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Suwandi menerangkan penyaluran pembiayaan alat berat di CSUL Finance hingga November 2024 tumbuh sebesar 10%, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Dia menuturkan bahwa pertumbuhan tersebut didukung oleh sektor tambang nikel dan batubara.

Perusahaan lainnya, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance, juga memproyeksikan pembiayaan alat berat akan terus bertumbuh. Chief Financial Officer Adira Finance Sylvanus Gani mengatakan peluang pertumbuhan masih terbuka, terutama didukung oleh sektor konstruksi yang tetap tumbuh. 

Baca Juga: Impementasi B40 Berpotensi Kerek Biaya Sektor Konstruksi Hingga 20%

"Hal itu juga didorong oleh belanja modal pemerintah serta penanaman modal asing yang terus mengalir," katanya.

Selain itu, Gani berpendapat program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah juga diprediksi akan meningkatkan permintaan alat berat, terutama untuk mendukung proyek ketahanan pangan dan pengelolaan komoditas di Indonesia. 

Ujungnya, akan berdampak positif bagi perusahaan pembiayaan yang bergerak di sektor alat berat.

Untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan alat berat pada 2025, Gani mengatakan Adira Finance akan memaksimalkan peluang dengan memperluas lini produk pembiayaan alat berat dan menambah tenaga pemasaran untuk menjangkau nasabah secara nasional. 

Adapun Adira Finance mencatat penyaluran pembiayaan alat berat hingga Oktober 2024 mencapai Rp 407 miliar. Angka tersebut diklaim meningkat dua kali lipat, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selanjutnya: 1 Mei 2025 Jemaah Haji Masuk Asrama, Ini Rencana Perjalanan & Cara Cek Keberangkatan

Menarik Dibaca: Makanan Apa yang Efektif Mencegah Kadar Gula Darah Naik? Ini 17 Pilihannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi