KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan angka kredit macet atau TWP90 fintech di September 2023 menurun menjadi 2,82%, sedangkan Agustus 2023 sebesar 2,88%. Terkait hal itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengungkapkan penurunan tersebut tak terlepas dari upaya yang dilakukan para fintech lending. "Perbaikan TWP90 itu merupakan pengaruh dari perbaikan yang dilakukan, mulai proses paling depan hingga proses akhir terkait penagihan hingga cover asuransi," ucap Ketua Humas AFPI Kuseryansyah kepada Kontan.co.id, Selasa (31/10). Sementara itu, Kuseryansyah mengatakan hingga akhir tahun ada hal yang harus diwaspadai para fintech lending agar angka kredit macet tak meningkat. Dia menerangkan fintech lending tentu harus mempersiapkan antisipasi akan banyaknya hari libur terkait perayaan Natal dan Tahun Baru. Hal itu bisa saja membuat angka pinjaman meningkat.
Baca Juga: OJK Catat TWP90 Fintech Lending Turun pada September 2023, Ini Kata AFPI Oleh karena itu, kata dia, fintech lending harus lebih antisipatif dalam melakukan penagihan untuk mengingatkan peminjam terkait jatuh tempo. Kuseryansyah juga berharap masyarakat yang merupakan pengguna fintech lending agar memastikan tetap disiplin melakukan pembayaran kewajiban pinjaman agar terhindar dari denda. Selain itu, disiplin pembayaran juga akan membuat catatan kredit peminjam tetap baik dan bersih dari keterlambatan. "Baiknya catatan pembayaran pinjaman akan memudahkan masyarakat untuk tetap terakses dengan pinjaman fintech di masa depan," ujarnya. Dari sisi penyelenggara, fintech peer to peer (P2P) lending Maucash menyampaikan angka kredit macet atau TWP90 pada Oktober 2023 masih terbilang stabil, jika dibandingkan pada bulan lalu. Artinya, masih dalam batas yang aman, yakni tidak melebihi 5%. Terkait hal itu, Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan menyebut angka kredit macet pada Oktober 2023 bisa dibilang lebih baik dan masuk dalam kategori yang sehat. Dia mengatakan hal itu dikarenakan Maucash melakukan pemilihan borrower yang tepat di awal dalam proses underwriting terhadap borrower yang dipilih. "Dengan demikian, orang yang memberi pinjaman atau lender dapat menyalurkan pinjaman ke segmen yang tepat dengan penggunaan data yang tepat. Sebab, tidak ada kenaikan atau penurunan secara signifikan dari segi kualitas. Kami menjaga agar fluktuasinya bisa tetap stabil dengan kualitas yang baik," ucapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (31/10). Dalam menekan angka kredit macet, Indra menerangkan Maucash menerapkan sejumlah strategi. Adapun strategi yang digunakan, yakni melakukan proses underwriting dengan sebaik-baiknya di awal proses. Apabila memilih borrower di segmen yang tepat, artinya secara tidak langsung dapat memprediksi kegunaan dana tersebut. Misalnya, kata Indra, jika dana digunakan untuk hal-hal produktif, seperti membangun usaha hingga menyalurkan hobi olahraga, tentu hasilnya akan bagus. Lain hal jika memilih borrower secara sembarangan, termasuk melakukan pinjaman untuk dana darurat, mungkin dari segi kebutuhan disbursed akan meningkat signifikan, tetapi dari segi kualitas secara pinjaman pasti akan menurun atau bahkan berisiko sangat buruk. "Oleh karena itu, penting bagi Maucash bisa memilah borrower sehingga tahu menyasar segmen yang mana dan sesuai dengan target," katanya. Sementara itu, Indra memproyeksikan TWP90 Maucash dinilai cukup stabil dan baik hingga akhir tahun. Pernyataan itu disampaikan sesuai dengan riwayat perusahaan secara kualitas. Akan tetapi, dia menyebut adanya libur panjang di akhir tahun perlu diantisipasi agar angka kredit macet tak meningkat. Sebab, kegunaan dana pinjaman dari masyarakat bisa jadi dialokasikan untuk kebutuhan liburan hingga acara keluarga. Namun, jika penyaluran kredit yang dimiliki mayoritas untuk sektor produktif, seharusnya akhir tahun ini merupakan momentum yang baik untuk Maucash.
Baca Juga: Angka Kredit Macet Maucash Terbilang Stabil, Ini Sebabnya "Sebab, di satu sisi disbursed kami akan meningkat karena memang adanya pinjaman produktif tersebut. Selain itu, ada opportunity yang meningkat karena penjualan di akhir tahun. Hal itu akan membuat kami mendapatkan profit yang bagus. Momentum itu dapat menimbulkan potensi kewaspadaan, tetapi ada opportunity yang bagus juga di sisi lain," ungkap Indra. Adapun penyaluran pinjaman terbaru Maucash kepada borrower sampai saat ini sebesar Rp 4,6 triliun. Indra berharap angka penyaluran terus meningkat ke depannya sejalan dengan produktivitas yang akan dihasilkan juga dari pinjaman tersebut. Di sisi lain, penyelenggara fintech lending PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau Akseleran (AKSL) menyampaikan angka kredit macet atau TWP90 Oktober 2023 terbilang lebih stabil, jika dibandingkan bulan lalu. "TWP90 kami di level 0,63% per hari ini. Stabil dibandingkan bulan lalu," ucap Group CEO Akseleran Ivan Nikolas, Selasa (31/10). Ivan mengatakan stabilnya angka TWP90 tak terlepas dari strategi yang dilakukan Akseleran. Adapun strateginya, dengan melakukan asesmen kredit secara prudent. Secara rinci, Ivan menerangkan arti melakukan asesmen kredit secara prudent, yakni dengan menganalisis cash flow borrower berdasarkan data keuangan borrower menggunakan machine learning tools.
Baca Juga: Akseleran Sebut Angka Kredit Macet Masih Stabil pada September 2023 Selain itu, melakukan validasi atas underlying pinjaman (invoice/po) secara detail, termasuk mengontrol pembayaran dari payor atas invoice/po yang dijadikan underlying pinjaman. Dengan demikian, tidak digunakan untuk hal lain selain membayar pinjaman. Selanjutnya, memeriksa riwayat kredit peminjam. "Kami harus memastikan borrower punya kapasitas untuk membayar kewajibannya," ujarnya. Ivan juga memprediksi sampai akhir tahun angka kredit macet Akseleran masih terus akan stabil di bawah 1%.
Sementara itu, Ivan berpendapat ada hal yang akan memengaruhi tingkat kredit macet hingga akhir tahun. Menurutnya, perlu diwaspadai terkait perubahan makro ekonomi, khususnya di tengah kenaikan suku bunga BI. "Jadi, kami harus terus waspada atas perubahan-perubahan yang terjadi," katanya. Ivan mengungkapkan penyaluran pinjaman sampai akhir September 2023 sebesar Rp 2,13 triliun. Dia menyebut Akseleran memasang target hingga akhir tahun ini sekitar Rp 3 triliun hingga Rp 3,5 triliun. Adapun sejauh ini, penyaluran Akseleran ke segmen UMKM dari berbagai sektor mengambil porsi 98%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi