OJK dan BEI siapkan indeks obligasi



JAKARTA. Pasar obligasi bakal semakin semarak. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini tengah mengkaji penggunaan indeks obligasi (bond index) sebagai parameter perkembangan perdagangan surat utang dan sukuk.

Rencananya, indeks obligasi tersebut akan diterbitkan oleh Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA). Sebab, penilaian harga efek yang dilakukan IBPA selama ini sudah cukup representatif terhadap perdagangan pasar obligasi. "Namun, kami juga mempertimbangkan apabila ada pihak selain IBPA yang bisa menyediakan bond index," kata Nurhaida, anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bidang Pasar Modal, kemarin.

Ignatius Girendroheru,Presiden Direktur IBPA mengatakan, pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) soal indeks obligasi tersebut. IBPA bakal bekerjasama dengan BEI untuk penerbitan bond index.


Kelak, IBPA akan menyediakan indeks seluruh obligasi yang tercatat di BEI. "Informasi bond index bakal ditampilkan di website BEI dan media massa," kata dia.

Acuan bagi investor

Ignatius menjelaskan, bond index ini akan  seperti  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan pergerakan harga pasar. Indeks obligasi akan menjadi acuan pelaku pasar, seperti manajer investasi (MI), perbankan ataupun regulator. Disamping itu, indeks obligasi juga akan menjadi acuan dalam penerbitan obligasi.    

Selain menyediakan composite index untuk obligasi, IBPA juga berencana menerbitkan indeks untuk obligasi per sektor. Misalnya, bond index untuk perusahaan sektor multifinance, infrastruktur, ataupun obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan sektor lainnya. "Bisa juga dalam peringkat, ataupun indeks sukuk. Jadi variabelnya bisa banyak," tutur Ignatius.    

Direktur IBPA, Wahyu Trenggono memperkirakan, penerbitan bond index belum akan dilakukan tahun ini, karena pasar obligasi tengah tertekan. Melihat pasar yang belum kondusif, indeks dikhawatirkan juga akan bergerak turun. Padahal, indeks obligasi ini nantinya menjadi acuan bagi investor."Mungkin akan diterbitkan awal tahun depan," ujar Wahyu.    

Josua Pardede, ekonom Bank Internasional Indonesia mengatakan, bond index akan menguntungkan investor karena lebih mencerminkan kondisi pasar yang sesungguhnya. Saat ini obligasi masih memakai sistem kuotasi dari investor dan trader.    

"Bond index bakal mendorong produk obligasi semakin bervariasi," kata Desmon Silitonga, analis Millenium Danatama Asset Management .    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini