OJK dorong lembaga keuangan non bank tingkatkan kontribusi dalam pembiayaan ekspor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri keuangan non bank (IKNB) untuk meningkatkan kontribusi pada pembiayaan ekspor.

Dalam laporan kinerja OJK 2018, disebut bahwa OJK telah melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga keuangan non bank seperti Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (ASIPPINDO).

Tujuan kerjasama ini adalah untuk mendorong kinerja dan percepatan pertumbuhan industri pembiayaan dan meningkatkan peran serta IKNB melalui akselerasi pembiayaan berorientasi ekspor dan ekonomi kreatif.


Saat ini menurut OJK masih banyak lembaga pembiayaan atau multifinance yang belum memiliki portofolio ekspor yang cukup besar. Selama ini sumber kontan.co.id di OJK bilang kontribusi pembiayaan ekspor multifinance adalah banyak dari sektor perdagangan.

Meskipun pembiayaan ekspor masih belum cukup besar, namun untuk pembiayaan ke ekonomi kreatif menurut OJK sudah cukup bagus dengan realisasi Rp 2,8 triliun sampai kuartal III-2018.

Untuk meningkatkan pembiayaan ekspor, pada tahun ini OJK akan mendorong perusahaan spesifik ekspor seperti Eximbank untuk meningkatkan pembiayaan.

Beberapa perusahaan pembiayaan mengaku belum mempunyai banyak portofolio untuk ekspor. 

Roni Haslim Presiden Direktur BCA Finance mengatakan selama ini ada beberapa konsumen yang mempunyai orientasi ekspor dan industri kreatif.

Mulyadi Tjung, Managing Director Indosurya Finance mengatakan saat ini masih fokus untuk meningkatkan pembiayaan UMKM. 

Sementara itu Harjanto Tjitohardjojo Direktur MTF mengatakan masih mempelajari pembiayaan untuk ekspor. 

Sedangkan perusahaan penjaminan, Jamkrindo mengatakan sudah banyak melakukan penjaminan pembiayaan untuk sektor swasta dan UMKM berorientasi ekspor dan industri kreatif.

“Tahun ini kami akan menyasar ke penjaminan debitur yang belum bankable,” kata Randi Anto Direktur Utama Perum Jamkrindo, kepada kontan.co.id, Selasa (15/1).

Sebagai gambaran saja, pembiayaan berdenominasi non rupiah sampai November 2018 porsinya sebesar 8,5% dari total pembiayaan multifinance. Dari sisi pertumbuhan sampai November 2018 pertumbuhan pembiayaan dalam mata uang asing turun 8,1% yoy.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno bilang data tersebut tidak mencerminkan pembiayaan ekspor perusahaan pembiayaan. Hal ini karena pembiayaan dalam valas bisa jadi untuk membiayai industri turunan ekspor seperti supplier.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi