JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung program percepatan pengembangan energi baru, energi terbarukan, dan konservasi energi yang digalakkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Untuk itu, OJK akan mendorong peningkatan peran lembaga jasa keuangan di sektor ini. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan untuk merealisasikannya, OJK dan ESDM akan melakukan perjanjian kerjasama pembiayaan listrik melalui teknologi panel surya oleh beberapa lembaga keuangan non bank. Untuk tahap awal, nilai kerjasama adalah sebesar Rp 1 triliun dan akan ditingkatkan menjadi Rp 3 triliun di akhir 2016. Muliaman berharap, kerjasama ini dapat membantu peningkatan penyediaan stok energi nasional. “OJK mendorong industri jasa keuangan untuk memperbesar pembiayaan di sektor energi yang potensinya sangat besar dan sekaligus juga mendukung sektor prioritas pemerintah,” kata Muliaman, Rabu (3/2). Program percepatan pengembangan energi ini karena penetrasi listrik di Indonesia baru sebesar 88,3% atau masih ada sebanyak 7.500 desa dari 72.000 desa yang belum teraliri listrik. Selain itu, kata Muliaman, ada sebanyak 19 juta keluarga atau sebesar 75 juta orang yang tinggal di wilayah Indonesia yang belum bisa merasakan listrik. Dengan kerjasama ini diharapkan peran industri jasa keuangan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi ini.
OJK-ESDM jalin kerjasama pembiayaan sektor energi
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung program percepatan pengembangan energi baru, energi terbarukan, dan konservasi energi yang digalakkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Untuk itu, OJK akan mendorong peningkatan peran lembaga jasa keuangan di sektor ini. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan untuk merealisasikannya, OJK dan ESDM akan melakukan perjanjian kerjasama pembiayaan listrik melalui teknologi panel surya oleh beberapa lembaga keuangan non bank. Untuk tahap awal, nilai kerjasama adalah sebesar Rp 1 triliun dan akan ditingkatkan menjadi Rp 3 triliun di akhir 2016. Muliaman berharap, kerjasama ini dapat membantu peningkatan penyediaan stok energi nasional. “OJK mendorong industri jasa keuangan untuk memperbesar pembiayaan di sektor energi yang potensinya sangat besar dan sekaligus juga mendukung sektor prioritas pemerintah,” kata Muliaman, Rabu (3/2). Program percepatan pengembangan energi ini karena penetrasi listrik di Indonesia baru sebesar 88,3% atau masih ada sebanyak 7.500 desa dari 72.000 desa yang belum teraliri listrik. Selain itu, kata Muliaman, ada sebanyak 19 juta keluarga atau sebesar 75 juta orang yang tinggal di wilayah Indonesia yang belum bisa merasakan listrik. Dengan kerjasama ini diharapkan peran industri jasa keuangan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi ini.