OJK gencar buka akses bank lokal ke luar negeri



JAKARTA. Era baru industri perbankan Tanah Air memasuki fase penting di tahun 2014. Pasalnya, tahun ini merupakan tahun perdana bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sebagai wasit perbankan. Di tahun pertama bertugas, OJK berambisi menuntaskan pekerjaan rumah paling penting di sektor perbankan, yakni memperjuangkan asas kesetaraan atawa resiprokal. Maklum, selama ini niatan bank lokal ekspansi ke pasar luar negeri selala terganjal.

Sebelum tutup tahun nanti, OJK ngotot mempermudah ekspansi bank lokal di tiga pasar luar negeri, yakni China, Korea Selatan (Korsel) dan Myanmar. Terbaru, Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, baru saja meneken pre-memorandum of understanding (MoU) dengan China Banking Regulatory Commission (CBRC) pada akhir September kemarin. 

Poin penting kesepakatan ini adalah resiprokal. OJK dan CBRC sepakat untuk memiliki hubungan saling menguntungkan di industri perbankan. “Para pengusaha Tiongkok melihat positif terhadap prospek ekonomi di INdonesia dan percaya MoU tersebut dapat memayungi kerjasama dibidang keuangan kedepan,” tandas Muliaman. Selanjutnya, kedua belah pihak bakal meneken MoU. “Mudah-mudahan MoU bisa ditandatangani tahun ini,” ucap Nelson Tampubolon, Dewan Komisioner OJK, Senin (6/10). 


Nelson menegaskan, OJK ingin kesempatan bank Tanah Air agar ekspansi di China terbuka luas, setimpal dengan kehadiran bank asal Tiongkok yang sudah bercokol di Indonesia (lihat tabel). "Secara konkret, paling tidak pembukaan cabang bank lokal di China akan dipermudah," imbuh Triyono, Direktur Internasional OJK. 

Selain China, OJK tengah memfinalisasi MoU resiproakl dengan sejumlah negara di Asia. Misal, dengan otoritas Perbankan Korsel. OJK sudah menyerahkan draf MoU kepada otoritas bank Korsel. OJK juga melobi Bank Sentral Myanmar (CBM). "Akhir tahun nanti China, Korsel dan Myanmar bisa teken MoU tentang resiprokal," ujar dia. Di luar tiga negara itu, OJK juga sudah menjalin dengan otoritas perbankan di Jepang Uni Emirat Arab (UEA), dan Australia.

Triyono bilang, OJK siap menuntut resiprokal di negara yang menjadi tujuan ekspansi bank lokal. "OJK hanya menunggu kesiapan perbankan kita ekspansi, supaya MoU produktif," jelas Triyono. OJK telah melakukan penilaian terhadap bank lokal. OJK menawari sejumlah bank besar yang mampu secara keuangan. Tawaran OJK : mempermudah akses masuk ke negara tujuan ekspansi. 

Misal, ketertarikan Bank Mandiri ekspansi ke Myanmar. "Myanmar memiliki peluang bisnis besar dibandingkan Malaysia dan Singapura," ujar Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri. Catatan saja, perjuangan resiprokal OJK sebatas negara di luar ASEAN. Pasalanya, di kawasan ASEAN, OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) yang mewakili Indonesia di Asian Banking Integration Framework (ABIF).  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina