JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau pelaku industri asuransi di Tanah Air untuk mempersiapkan diri menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun depan. Pasalnya, pangsa pasar asuransi di Indonesia cukup menjanjikan, namun belum tergarap dengan baik oleh pemain pasar yang ada.Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK khawatir, ceruk pasar yang besar ini malah menjadi sasaran empuk perusahaan asuransi dari negara tetangga yang notabene punya penetrasi bisnis yang kuat di industri asuransi. “Selain, mereka lebih siap secara infrastruktur, teknologi dan sumber daya manusia (SDM),” ujarnya, Selasa (25/3).Sementara, pelaku pasar di Indonesia hanya diunggulkan oleh pasar yang besar dan kelihaian melihat situasi bisnis asuransi. Kenyataannya, infrastruktur, teknologi dan SDM perusahaan asuransi dalam negeri banyak tertinggal. Sehingga, menjadi kurang kompetitif jika dibandingkan dengan pelaku industri asuransi negara ASEAN lainnya. “Kita jangan terlena dengan keunggulan pasar yang besar dan paham situasi bisnis asuransi di dalam negeri. Kita juga harus kompetitif, baik dari sisi infrastruktur maupun teknologi, terutama SDM kita yang masih sangat kurang,” terang Firdaus. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
OJK imbau pelaku asuransi bersiap hadapi MEA
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau pelaku industri asuransi di Tanah Air untuk mempersiapkan diri menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun depan. Pasalnya, pangsa pasar asuransi di Indonesia cukup menjanjikan, namun belum tergarap dengan baik oleh pemain pasar yang ada.Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK khawatir, ceruk pasar yang besar ini malah menjadi sasaran empuk perusahaan asuransi dari negara tetangga yang notabene punya penetrasi bisnis yang kuat di industri asuransi. “Selain, mereka lebih siap secara infrastruktur, teknologi dan sumber daya manusia (SDM),” ujarnya, Selasa (25/3).Sementara, pelaku pasar di Indonesia hanya diunggulkan oleh pasar yang besar dan kelihaian melihat situasi bisnis asuransi. Kenyataannya, infrastruktur, teknologi dan SDM perusahaan asuransi dalam negeri banyak tertinggal. Sehingga, menjadi kurang kompetitif jika dibandingkan dengan pelaku industri asuransi negara ASEAN lainnya. “Kita jangan terlena dengan keunggulan pasar yang besar dan paham situasi bisnis asuransi di dalam negeri. Kita juga harus kompetitif, baik dari sisi infrastruktur maupun teknologi, terutama SDM kita yang masih sangat kurang,” terang Firdaus. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News