OJK Ingatkan Masyarakat Perlu Waspada pada Modus Penipuan yang Memanfaatkan AI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa masyarakat perlu mewaspadai penipuan yang memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang saat ini sedang marak terjadi. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan, modus penipuan dengan AI sudah marak di Indonesia.  

Ia mencontohkan, kasus penipuan dengan menggunakan AI tersebut seperti teknologi deepfake pada video call, seolah-olah kerabat menghubungi korban. 


Selain itu, Friderica mengatakan teknologi deepfake dapat menciptakan kemiripan dengan kerabat korban, serta menciptakan konten palsu yang dapat meyakinkan korban.

Baca Juga: Imbau Masyarakat Lebih Waspada, Satgas Pasti Beberkan 2 Modus Penipuan

Ditambah, AI juga memungkinkan modus phising melalui email, yang sifatnya sangat pribadi dan meyakinkan sehingga sulit untuk dibedakan dengan email asli.

“Apalagi saat ini, AI juga dapat menemukan celah keamanan dan memungkinkan pencurian data dalam jumlah besar. Sehingga kami mengkhawatirkan yang seperti ini masih terus terjadi di tahun ini," ujar Friderica saat Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Desember 2024, Selasa (7/1). 

Oleh karena itu, dia menuturkan bahwa masyarakat diharapkan lebih berhati-hati, kritis, dan teliti dalam memahami karakteristik orang yang menghubungi. Serta, selalu memastikan logo entitas yang terkait, dan mengkonfirmasi OJK melalui kontak nomor 157.

Friderica juga menegaskan bahwa OJK sendiri akan menindaklanjuti modus penipuan yang semakin canggih ini dengan terus melakukan edukasi kepada masyarakat, melalui kantor OJK daerah.

Baca Juga: Waspada Modus Penipuan Mengatasnamakan Pegawai Pajak, Ini Tanda-Tandanya

Di sisi lain, OJK juga melaporkan bahwa sejak soft launching Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) atau Pusat Penanganan Penipuan Transaksi Keuangan pada November 2024 lalu, terdapat 18.614 laporan hingga Desember 2024. 

Selanjutnya: Imbas Kebijakan Proteksionisme Trump, Cadangan Devisa 2025 Diperkirakan Turun

Menarik Dibaca: Kehancuran Pasar Saham Terbesar Datang, Robert Kiyosaki Borong 4 Aset Riil Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli