JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini terus memperkuat layanan bank tanpa kantor (branchless banking) atau mobile payment service. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengungkapkan, pihaknya saat ini masih terus melakukan pembahasan dengan sejumlah perusahaan telekomunikasi. Pembahasan tersebut berkaitan dengan sistem pembayaran yang terkoneksi atau interoperability. "Untuk branchless banking, kami masih lanjutkan dan masih terus dibahas karena yang sekarang baru berjalan adalah layanan keuangan digital yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia terlebih dahulu. sesudah itu baru kami kembangkan mobile payment service sehingga bisa melakukan simpanan," kata Muliaman di Jakarta, Kamis (5/6). Menurut Muliaman, bank dan operator seluler kedepannya akan bersama-sama mengembangkan mobile payment service tersebut. OJK menginginkan agar industri perbankan menggunakan operator seluler yang sama dalam program mobile payment service ini. OJK juga menginginkan adanya interoperability atau kemampuan dari suatu produk atau sistem agar dapat berinteraksi dan berfungsi dengan bagian dari sebuah sistem yang lain sehingga layanan mobile payment service dapat terkoneksi dengan baik. "Ini untuk menjamin adanya interoperability. Jadi antara satu yang lain ada interoperability sehingga secara nasional kami ingin ada satu sistem generik. Sehingga jangan sampai salah satu bank ditangani satu telko dan bank lain ditangani telko lainnya. Karena itu tidak operasional secara nasional," kata Muliaman di Jakarta, Kamis (5/6).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
OJK kian intensif bahas mobile payment service
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini terus memperkuat layanan bank tanpa kantor (branchless banking) atau mobile payment service. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengungkapkan, pihaknya saat ini masih terus melakukan pembahasan dengan sejumlah perusahaan telekomunikasi. Pembahasan tersebut berkaitan dengan sistem pembayaran yang terkoneksi atau interoperability. "Untuk branchless banking, kami masih lanjutkan dan masih terus dibahas karena yang sekarang baru berjalan adalah layanan keuangan digital yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia terlebih dahulu. sesudah itu baru kami kembangkan mobile payment service sehingga bisa melakukan simpanan," kata Muliaman di Jakarta, Kamis (5/6). Menurut Muliaman, bank dan operator seluler kedepannya akan bersama-sama mengembangkan mobile payment service tersebut. OJK menginginkan agar industri perbankan menggunakan operator seluler yang sama dalam program mobile payment service ini. OJK juga menginginkan adanya interoperability atau kemampuan dari suatu produk atau sistem agar dapat berinteraksi dan berfungsi dengan bagian dari sebuah sistem yang lain sehingga layanan mobile payment service dapat terkoneksi dengan baik. "Ini untuk menjamin adanya interoperability. Jadi antara satu yang lain ada interoperability sehingga secara nasional kami ingin ada satu sistem generik. Sehingga jangan sampai salah satu bank ditangani satu telko dan bank lain ditangani telko lainnya. Karena itu tidak operasional secara nasional," kata Muliaman di Jakarta, Kamis (5/6).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News